بسم الله الرحمن الرحيم اللهم صل صلاة كاملة وسلم سلاماتاما على سيدنا محمدالذى تنحل به العقد وتنفرج به الكرب وتقضى به الحوائج وتنال به الرغائب وحسن الخواتم ويستسقى الغمام بوجهه الكريم وعلى اله وصحبه في كل لمحة ونفس بعدد كل معلوم لك

Senin, 30 April 2012

PENUTUP DI DALAM TAFSIRNYA SURAT AL-FATIHAH

خاتمة في تفسير سورة الفاتحة
PENUTUP DI DALAM TAFSIRNYA SURAT AL-FATIHAH
By: Dawam Mu'allim S.Fb.I


Untuk mengakhiri pembahasan Tafsir Surat al-Fatihah, maka berikut ini kami nuqilkan satu hadits shohih sebagai bahan renungan untuk kita bersama

عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ رضي الله عنه عَنْ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ : مَنْ صَلَّى صَلاَةً لَمْ يَقْرَأْ فِيهَا بِأُمِّ الْقُرْآنِ فَهِيَ خِدَاجٌ ثَلاَثًا غَيْرُ تَمَامٍ، فَقِيلَ لِأَبِي هُرَيْرَةَ : إِنَّا نَكُونُ وَرَاءَ اْلإِمَامِ، فَقَالَ : إقْرَأْ بِهَا فِي نَفْسِكَ، فَإِنِّي سَمِعْتُ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَقُولُ : قَالَ اللَّهُ تَعَالَى : قَسَمْتُ الصَّلاَةَ بَيْنِي وَبَيْنَ عَبْدِي نِصْفَيْنِ وَلِعَبْدِي مَا سَأَلَ، فَإِذَا قَالَ الْعَبْدُ : { الْحَمْدُ لِلَّهِ رَبِّ الْعَالَمِينَ }، قَالَ اللَّهُ تَعَالَى : حَمِدَنِي عَبْدِي، وَإِذَا قَالَ { الرَّحْمَنِ الرَّحِيمِ }، قَالَ اللَّهُ تَعَالَى : أَثْنَى عَلَيَّ عَبْدِي، وَإِذَا قَالَ { مَالِكِ يَوْمِ الدِّينِ }، قَالَ : مَجَّدَنِي عَبْدِي، وَقَالَ مَرَّةً فَوَّضَ إِلَيَّ عَبْدِي، فَإِذَا قَالَ { إِيَّاكَ نَعْبُدُ وَإِيَّاكَ نَسْتَعِينُ }، قَالَ : هَذَا بَيْنِي وَبَيْنَ عَبْدِي وَلِعَبْدِي مَا سَأَلَ، فَإِذَا قَالَ { إهْدِنَا الصِّرَاطَ الْمُسْتَقِيمَ صِرَاطَ الَّذِينَ أَنْعَمْتَ عَلَيْهِمْ غَيْرِ الْمَغْضُوبِ عَلَيْهِمْ وَلاَ الضَّالِّينَ }
قَالَ : هَذَا لِعَبْدِي وَلِعَبْدِي مَا سَأَلَ. رواه مسلم (٣٩٥)، والترمذي (٢٩٥٣)، وابن ماجه (٣٧٨٤)، هذا حديث صحيح

Dari Abu Hurairah ra dari Nabi SAW bersabda : "Barangsiapa yang sholat pada suatu sholat yang dia tidak membaca di dalamnya Ummul Qur'an maka sholatnya Khidaj (buntung)", beliau mengulangi sabdanya sebanyak tiga kali, yang artinya tidak sempurna. Lalu ditanyakan kepada Abu Hurairah : Sesungguhnya kami berada di belakang imam (menjadi makmum), maka Abu Hurairah menjawab : Bacalah Ummul Qur'an di dalam dirimu sendiri (jangan keras-keras membacanya), karena sesungguhnya aku telah mendengar Rasululloh SAW bersabda : Alloh Ta'ala berfirman : AKU telah membagi sholat antara aku dengan hamba-KU menjadi dua bagian, dan bagi hamba-KU apa saja yang dia minta, apabila hamba-KU mengucapkan : ALHMADULILLAAHI ROBBIL 'AALAMIIN, maka Alloh Ta'ala berfirman : HAMBA-KU TELAH MEMUJI-KU, dan apabila dia mengucapkan : AR-ROHMAANIR-RAHIIM, maka Alloh Ta'ala berfirman : HAMBA-KU TELAH MEMUJA-KU, dan apabila dia mengucapkan : MALIKI YAUMIDDIIN, maka Alloh Ta'ala berfirman : HAMBA-KU TELAH MENGANGUNKAN AKU, serta DIA berfirman : HAMBA-KU TELAH PASRAH KEPADA-KU, dan apabila dia mengucapkan : IYYAAKA NA'BUDU WA IYYAAKA NASTA'IIN, maka Alloh Ta'ala berfirman : INI ADALAH ANTARA AKU DAN HAMBA-KU, DAN BAGI HAMBA-KU TERSERAH APA YANG DIA MINTA, dan apabila dia mengucapkan : IHDINASH-SHOROOTHOL MUSTAQIIM, SHIROOTHOL-LADZIINA AN'AMTA 'ALAIHIM GHOIRIL MAGHDLUUBI 'ALAIHIM WALADLOOLLIIN, maka Alloh Ta'ala berfirman : INI ADALAH UNTUK HAMBA-KU, DAN BAGI HAMBA-KU TERSERAH APA SAJA YANG DIA MINTA". (H.R. Muslim No ; 395), At-Tirmidzi No ; 2953, dan Ibnu Majah No : 3784). Hadits Shohih

تنبيهان

تنبيهان
DUA PERINGATAN
By: Dawam Mu'allim S.Fb.I

Pertama) : Karena Surat al-Fatihah adalah as-Sab'ul Matsani (tujuh ayat yang diulang-ulang), dan ayat yang pertama adalah Basmalah, maka ayat yang ke tujuh adalah SHIROTHOL-LADZIINA AN'AMTA 'ALAIHIM GHOIRIL MAGHDLUUBI 'ALAIHIM WALADLOOLLIIN", oleh sebab itu pada ayat yang ketujuh ini hendaknya tidak waqof (mengentikan bacaan) pada AN'AMTA 'ALAIHIM

والأولى أن لا يقف على "أنعمت عليهم"، لأنه ليس بوقف ولا منتهى آية عندنا، فإن وقف على هذا لم تسن الإعادة من أول الآية
Syech Zainuddin al-Malibariy di dalam kitab Fathul Mu'in berkata : Yang lebih utama hendaknya seseorang tidak waqof (mengentikan bacaan) pada "AN'AMTA 'ALAIHIM", karena sesungguhnya tidak ada waqof di dalamnya dan juga tidak penghabisan ayat menurut pendapat kami, lalu jika dia waqof di situ, maka tidak disunnahkan mengulangi bacaan dari awal ayat

Kedua) : Disunnahkan membaca Ta'min (AAMIIN) setelah membaca WALADLOOLLIIN, baik di luar sholat maupun di dalam sholat, baik menjadi imam maupun menjadi makmum

فإذا فرغ من الفاتحة يستحب أن يقول "آمين" بالتخفيف والمد، وهو إسم فعل مبني على الفتح، ويسكن عند الوقف، وهو بمعنى اللهم استجب، ويسن الجهر به في صلاة الجماعة الجهرية لقوله صلى الله عليه وسلم :
Apabila telah selesai dari al-Fatihah disunnahkan membaca AAMIIN dengan tanpa tasydid dan dengan dipanjangkan, dan AAMIIN adalah isim fi'il yang mabni fath, dan dibaca sukun atau mati apabila diwaqofkan (menghentikan bacaan), dan AAMIIN maknanya adalah "Ya Alloh kabulkanlah" dan disunnahkan mengeraskan bacaan AAMIIN di dalam sholat berjama'ah yang jahr karena berdasarkan sabda Rasululloh SAW

إِذَا أَمَّنَ اْلإِمَامُ فَأَمِّنُوا فَإِنَّهُ مَنْ وَافَقَ تَأْمِينُهُ تَأْمِينَ الْمَلاَئِكَةِ غُفِرَ لَهُ مَا تَقَدَّمَ مِنْ ذَنْبِهِ. {رواه البخاري (٧٨٠)، ومسلم (٤١٠)}. عن أبي هريرة رضي الله عنه
Apabila imam membaca Amin, maka bacalah Amin, karena sesungguhnya barangsiapa yang bertepatan bacaan aminnya dengan bacaan aminnya Malaikat, maka diampuni baginya sesuatu yang telah terdahulu dari dosa-dosanya”. (H.R. Al-Bukhari, No Hadits : 780, dan Muslim, No Hadits : 410

Minggu, 29 April 2012

TAFSIRNYA AYAT KE TUJUH DARI SURAT AL-FATIHAH

تفسير الآية السابعة من سورة الفاتحة
TAFSIRNYA AYAT KE TUJUH DARI SURAT AL-FATIHAH
By: Dawam Mu'allim S.Fb.I

صِرَاطَ الَّذِينَ أَنْعَمْتَ عَلَيْهِمْ غَيْرِ الْمَغْضُوبِ عَلَيْهِمْ وَلا الضَّالِّينَ
SHIROTHOL-LADZIINA AN'AMTA 'ALAIHIM GHOIRIL MAGHDLUUBI 'ALAIHIM WALADL-DLOOLLIIN (Yaitu jalannya orang-orang yang telah Engkau berikan kenikmatan kepada mereka selain jalannya orang-orang yang dimurakai dan juga selain jalannya ...orang-orang yang sesat

صِرَاطَ الَّذِينَ أَنْعَمْتَ عَلَيْهِمْ : مفسر للصراط المستقيم. وهو بدل منه عند النحاة، ويجوز أن يكون عطف بيان. والذين أنعم الله عليهم هم المذكورون في سورة النساء : وَمَنْ يُطِعِ اللَّهَ وَالرَّسُولَ فَأُولَئِكَ مَعَ الَّذِينَ أَنْعَمَ اللَّهُ عَلَيْهِمْ مِنَ النَّبِيِّينَ وَالصِّدِّيقِينَ وَالشُّهَدَاءِ وَالصَّالِحِينَ وَحَسُنَ أُولَئِكَ رَفِيقًا * ذَلِكَ الْفَضْلُ مِنَ اللَّهِ وَكَفَى بِاللَّهِ عَلِيمًا (النساء : ٦٩-٧٠)
SHIROTHOL-LADZIINA AN'AMTA 'ALAIHIM : Adalah sebagai penjelas bagi kalimat ASH-SHIROOTHOL MUSTAQIIM, dan dia menjadi badal minhu (Pengganti darinya) menurut para ulama ahli nahwu, dan boleh juga bila dia menjadi 'athof bayan. Sedangkan yang dimaksud dengan "Orang-orang yang telah Alloh berikan kenikmatan kepada mereka" adalah mereka yang telah disebutkan di dalam Surat an-Nisa : 69-70 (Dan barangsiapa yang ta'at kepada Alloh dan rasul-Nya, maka mereka itulah yang bersama orang-orang yang telah memberikan nikmat oleh Alloh kepada mereka dari golongan para nabi, orang-orang yang benar, orang-orang yang mati syahid, dan orang-orang yang sholih, serta mereka itulah sebaik-baiknya teman. Demikian itu adalah anugerah dari Alloh, dan cukuplah Alloh Yang Maha Mengetahui

غَيْرِ : بالجر على البدل من "الذين"، الْمَغْضُوبِ عَلَيْهِمْ : هم اليهود لقوله تعالى : وباءوا بغضب من الله (البقره : ٦١، وآل عمران : ١١٢)، وَلا الضَّالِّينَ : هم النصارى لقوله عز وجل : قد ضلوا من قبل وأضلوا كثيرا وضلوا عن سواء السبيل (المائدة : ٧٧)
GHOIRI dibaca Jer adalah menjadi badal (pengganti) dari lafadz "AL-LADZIINA" yang kedudukannya menjadi mudlof ilaih. ALMAGHDLUUBI 'ALAIHIM mereka adalah orang-orang Yahudi, karena firman Alloh Ta'ala : "Orang-orang Yahudi mendapat murka dari Alloh" (al-Baqoroh : 61, dan Ali Imron : 112). Dan WALADL-DLOOLLIIN mereka adalah orang-orang Nasrani, karena firman Alloh Ta'ala : " Sungguh mereka (orang-orang Nasrani) telah sesat dari sebelumnya dan mereka menyesatkan orang banyak serta mereka sesat dari selurus-lurusnya jalan" (al-Maidah : 77Lihat Selengkapnya

TAFSIRNYA AYAT KE ENAM DARI SURAT AL-FATIHAH

تفسير الآية السادسة من سورة الفاتحة
TAFSIRNYA AYAT KE ENAM DARI SURAT AL-FATIHAH
By: Dawam Mu'allim

إهدنا الصراط المستقيم أي أرشدنا ووفقنا إليه، والهداية ههنا الإرشاد والتوفيق. فأما الصراط المستقيم فهو في لغة العرب : الطريق الواضح الذي لا إعوجاج فيه، وقال ابن عباس : هو دين الله الذي لا إعوجاج فيه
IHDINASH-SHIROOTOL MUSTAQIIM : Artinya adalah tuntunlah kami dan sukseskanlah kami kepadanya, dan Hidayah di sini bermakna al-Irsyad (Tuntunan) dan at-Taufiiq (Kesuksesan). Adapun ASH-SHIROOTOL MUSTAQIIM, maka di dalam Bahasa Arab artinya adalah jalan yang lurus yang tidak ada kebengkokan di dalamnya, dan Ibnu Abbas berkata : Dia adalah agamanya Alloh yang tidak ada kebengkokan di dalamnya

DZIKIR ADALAH SEUTAMA-UTAMANYA IBADAH

DZIKIR ADALAH SEUTAMA-UTAMANYA IBADAH
By: Dawam Mu'allim S.Fb.I

عَنْ أَبِي الدَّرْدَاءِ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ، قَالَ : قَالَ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ : أَلاَ أُنَبِّئُكُمْ بِخَيْرِ أَعْمَالِكُمْ، وَأَزْكَاهَا عِنْدَ مَلِيكِكُمْ، وَأَرْفَعِهَا فِي دَرَجَاتِكُمْ، وَخَيْرٌ لَكُمْ مِنْ إِنْفَاقِ الذَّهَبِ وَالْوَرِقِ، وَخَيْرٌ لَكُمْ مِنْ أَنْ تَلْقَوْا عَدُوَّكُمْ، فَتَضْرِبُوا أَعْنَاقَهُمْ، وَيَضْرِبُ...وا أَعْنَاقَكُمْ ؟، قَالُوا : بَلَى، قَالَ : ذِكْرُ اللَّهِ تَعَالَى.
رواه الترمذي (٣٣٧٦)، وابن ماجه (٣٧٩٠)}. وقال الحاكم أبو عبد الله : هذا حديث صحيح الإسناد
Dari Abu Darda’, r.a, berkata : Nabi SAW, telah bersabda : Maukah saya beritahukan kalian semua pada sebaik-baiknya amal kalian, dan sesuci-sucinya menurut Raja (Tuhan) kalian, dan setinggi-tingginya dalam derajat kalian, dan sebaik-baiknya bagi kalian daripada menginfaqkan emas dan perak, serta sebaik-baiknya bagi kalian daripada bila kalian bertemu dengan musuh kalian, kemudian kalian menebas leher-leher mereka, dan merekapun menebas leher-leher kalian?, mereka menjawab : “Ya”, beliau SAW, bersabda : “Dzikir kepada Allah Ta’ala”. (H.R. At-Tirmidzi, No Hadits : 3376, dan Ibnu Majah, No Hadits : 3790). Dan Al-Hakim berkata : Ini adalah hadits shohih sanadnya

TATACARA MENGUCAPKAN SALAM

TATACARA MENGUCAPKAN SALAM
By: Dawam Mu'allim S.Fb.I

Dari 'Imran bin al-Hishoin ra, berkata : Telah datang seseorang kepada Nabi SAW, lalu dia mengucapkan salam : ASSALAMU'ALAIKUM, maka beliau menjawab : WA'ALAIKUMUSSALAM, beliau bersabda : Dia mendapatkan sepuluh, lalu datang lagi seseorang mengucapkan salam : ASSALAMU'ALAIKUM WAROHMATULLOHI, maka beliau menjawab : WA'ALAIKUMUSSALAM WAROHMATULLOHI, beliau bersabda : Dia ...mendapatkan dua puluh, kemudian datang lagi seseorang mengucapkan salam : ASSALAMU'ALAIKUM WAROHMATULLOHI WABAROKAATUH, maka beliau menjawab : WA'ALAIKUMUSSALAM WAROHMATULLOHI WABAROKAATUH, beliau bersabda : Dia mendapatkan tiga puluh

H.R. Abu Dawud, at-Tirmidzi dan ad-Darimi

Anda mau dapat berapa??? Sepuluh, atau dua puluh ataukah tiga puluh???Lihat Selengkapnya

Sabtu, 28 April 2012

BENTUK HAMDALAH YANG PALING UTAMA

BENTUK HAMDALAH YANG PALING UTAMA
By: Dawam Mu'allim S. Fb.I

عَنْ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ عُمَرَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُمَا، أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ حَدَّثَهُمْ : أَنَّ عَبْدًا مِنْ عِبَادِ اللَّهِ قَالَ : يَا رَبِّ لَكَ الْحَمْدُ كَمَا يَنْبَغِي لِجَلاَلِ وَجْهِكَ وَلِعَظِيمِ سُلْطَانِكَ، فَعَضَّلَتْ بِالْمَلَكَيْنِ، فَلَمْ يَدْرِيَا كَيْفَ يَكْتُبَانِهَا، فَصَعِدَا إِلَى السَّمَاءِ وَقَالاَ: يَا رَبَّنَا إِنَّ عَبْدَكَ قَدْ قَالَ مَقَالَةً لاَ نَدْرِي كَيْفَ نَكْتُبُهَا، قَالَ اللَّهُ عَزَّ وَجَلَّ وَهُوَ أَعْلَمُ بِمَا قَالَ عَبْدُهُ : مَاذَا قَالَ عَبْدِي؟ قَالاَ : يَا رَبِّ إِنَّهُ قَالَ : يَا رَبِّ لَكَ الْحَمْدُ كَمَا يَنْبَغِي لِجَلاَلِ وَجْهِكَ وَعَظِيمِ سُلْطَانِكَ، فَقَالَ اللَّهُ عَزَّ وَجَلَّ لَهُمَا : أُكْتُبَاهَا كَمَا قَالَ عَبْدِي حَتَّى يَلْقَانِي فَأَجْزِيَهُ بِهَا {رواه ابن ماجه (٣٨٠١)}. حديث حسن
Dari Abdullah bin Umar r.a, sesungguhnya Rasulullah SAW, mengabarkan kepada mereka : Sesungguhnya seorang hamba dari beberapa hambanya Allah berkata : “Wahai Tuhanku, segala puji hanya bagi-Mu sebagaimana sesuatu yang seyogiyanya bagi kemuliaan wajah-Mu, dan bagi keagungan kerajaan-Mu”, maka ia menyempitkan kepada kedua malaikat, keduanya tidak tahu bagaimana cara mencatatnya, lalu keduanya naik ke langit dan keduanya berkata : Wahai Tuhan kami, sesungguhnya hamba-Mu telah mengucapkan suatu perkataan yang kami tidak tahu bagaimana cara mencatatnya, Allah Azza Wa jalla berfirman, sedang Dia adalah lebih mengetahui pada apa yang telah diucapkan oleh hamba-Nya : Apakah yang telah diucapkan oleh hamba-Ku?, keduanya menjawab : Wahai Tuhanku sesungguhnya ia mengucapkan : YAA ROBBI LAKALHAMDU KAMAA YANBAGHII LIJALAALIKA WA LI’ADZIIMI SULTHOONIK, maka Allah Azza Wa Jalla berfirman kepada keduanya : Catatlah ia sebagaimana yang telah hambaku ucapkan hingga ia berjumpa kepada-Ku, lalu Aku akan membalasnya dengan sebab ucapannya. (H.R. Ibnu Majah, No Hadits : 3801).

Menurut Imam An-Nawawi rahimahullah, di dalam kitab Al-Adzkar menyebutkan, bahwa kalimat pujian kepada Allah SWT, yang telah mengumpulkan seluruh bentuk pujian kepada-Nya, adalah riwayat Abu Nahsr At-Tamar dari Muhammad bin Nadzr rahimahullah, berkata :

قَالَ آدَمُ عَلَيْهِ السَّلاَمُ : يَا رَبِّ شَغَلَتْنِي بِكَسْبِ يَدي، فَعَلِّمْنِي شَيْئًا فِيْهِ مَجَامِعُ الْحَمْدِ وَالتَّسْبِيْحِ، فَأَوْحَى اللهُ تَبَارَكَ وَتَعَالَى إِلَيْهِ : يَا آدَمُ إِذَا أَصْبَحْتَ فَقُلْ ثَلاَثًا، وَإِذَا أَمْسَيْتَ فَقُلْ ثَلاَثًا : الْحَمْدُ لِلَّهِ رَبِّ الْعَالَمِيْنَ حَمْدًا يُوَافِي نِعَمَهُ وَيُكَافِئُ مَزِيْدَهُ، فَذَلِكَ مَجَامِعُ الْحَمْدِ وَالتَّسْبِيْحِ. (الأذكار، ١٢٧). للنووي
“Nabi Adam AS, berkata : Wahai Tuhanku, telah menyibukkan kepadaku oleh pekerjaan tanganku, maka ajarkanlah kepadaku sesuatu yang di dalamnya mengumpulkan pujian dan tasbih, lalu Allah Tabaroka Wa Ta’ala memberikan wahyu kepadanya, Wahai Adam, apabila kamu masuk waktu pagi, maka ucapkanlah tiga kali, dan apabila kamu masuk waktu sore, maka ucapkanlah tiga kali : ALHAMDULILLAAHI ROBBIL ‘AALAMIIN HAMDAN YUWAAFI NI’AMAHU WA YUKAAFI-U MAZIIDAH, (segapa puji milik Allah, Tuhan sekalian alam, dengan pujian yang memenuhi pada nikmat-nikmat-Nya, dan mencukupi pada tambahan-Nya), Itu adalah kumpulan pujian dan tasbih”. (Al-Adzakar An-Nawawiyah, hlm : 126)

NB : Untuk itulah para ulama telah memilih dua bentuk hamdalah ini sebelum mengawali do'a, lalu disambung dengan sholawat Nabi SAW

TAFSIRNYA AYAT KE LIMA DARI SURAT AL-FATIHAH

تفسير الآية الخامسة من سورة الفاتحة
TAFSIRNYA AYAT KE LIMA DARI SURAT AL-FATIHAH
By: Dawam Mu'allim S. Fb.I

إياك نعبد وإياك نستعين : قرأ السبعة والجمهور بتشديد الياء من { إياك } وقرأ عمرو بن فايد بتخفيفها مع الكسر وهي قراءة شاذة مردودة لأن "إيا" ضوء الشمس. وقرأ بعضهم : "أياك" بفتح الهمزة وتشديد الياء، وقرأ بعضهم : "هياك" بالهاء بدل الهمزة
IYYAAKA NA'BUDU WA IYYAAKA NASTA'IIN : Para ulama ahli qiro'ah sab'ah dan mayoritas ulama yang lainnya telah membaca dengan tasydid huruf YA' dari IYYAAKA, dan 'Amr bin Fayid membacanya dengan tanpa tasydid, dan bacaan inilah yang salah dan tertolak karena IYAA (Tanpa Tasydid) artinya adalah sinar matahari. Sedangkan sebagian ulama ada yang membaca AYYAAKA dengan harokat fathah huruf hamzahnya dan dengan tasydidnya huruf YA' , dan sebagian ulama juga ada yang membaca HAYYAKA dengan huruf HA' sebagai ganti dari huruf Hamzah

إياك نعبد أي لك اللهم نخشع ونذل ونستكين، إقرارا لك يا ربنا بالربوبية لا لغيرك. والعبادة في اللغة من الذلة، وفي الشرع : عبارة عما يجمع كمال المحبة والخضوع والخوف. وإياك نستعين أي وإياك ربنا نستعين على عبادتنا وطاعتنا لك في أمورنا كلها لا أحدا سواك. فالأول تبرؤ من الشرك، والثاني تبرؤ من الحول والقوة، والتفويض إلى الله عز وجل. وقدم المفعول وهو { إياك } ، وكرر للإهتمام والحصر، أي : لا نعبد إلا إياك، ولا نتوكل إلا عليك، وهذا هو كمال الطاعة
IYYAAKA NA'BUDU artinya adalah bagi-MU ya Alloh kami khusyu', dan merendahkan diri serta kami tertunduk patuh sebagai ikrar bagi-Mu wahai Tuhan kami dengan Ketuhanan tidak untuk selain Engkau. Dan Ibadah di dalam bahasa diambil dari kata ad-Dzullah yang artinya merendahkan diri (menghinakan diri kepada Alloh), dan di dalam syara' adalah suatu ibarat dari sesuatu yang mengumpulkan kesempurnaan cinta dan ketundukan serta rasa takut. IYAAKA NASTA'IIN artinya dan hanya kepada-Mu wahai Tuhan kami, meminta pertolongan oleh kami atas ibadah kami dan keta'atan kami hanya bagi-u di dalam urusan-urusan kami seluruhnya tidak kepada seorang pun selain Engkau. Maka yang pertama adalah pelepasan diri dari kesyirikan dan yang kedua adalah pelepasan diri dari daya dan kekuatan serta penyerahan kuasa penuh kepada Alloh 'Azza Wa Jalla. Dan didahulukannya maf'ul (obyek) yaitu lafadz IYYAAKA serta diulang dua kali karena untuk perkara yang sangat penting dan menggandung makna al-hasr (hanyalah), yaitu Tidak menyembah oleh kami melainkan hanyalah kepada-Mu, dan tidak berserah diri oleh kami melainkan hanyalah kepada-Mu, dan ini adalah kesempurnaannya keta'atan

وقال الصوفيون : إياك نعبد أي لا نعبد إلا إياك ولا نشرك في عبادتك غيرك، فهذا مقام الشريعة، وإياك نستعين أي لا نستعين إلا بك لا بأنفسنا وحولنا لأن العبادة لا تقام إلا بعونه وتسخيره، وهذا مقام الحقيقة
Para ulama ahli tashowwuf berkata : IYYAAKA NA'BUDU artinya adalah tidak menyembah oleh kami melainkan hanyalah kepada-Mu, dan kami tidak menyekutukan-Mu di dalam ibadahku kepada-Mu pada selain Engkau, maka ini adalah maqom syari'at, sedangkan IYYAAKA NASTA'IIN artinya adalah tidak meminta pertolongan oleh kami melainkan hanyalah dengan-Mu, tidak dengan diri kami dan juga tidak dengan daya kami, karena ibadah tidak akan bisa ditegakkan melainkan hanya dengan pertolongan Alloh serta dengan taklukan-Nya, dan ini adalah maqom hakikat

Jumat, 27 April 2012

TAFSIRNYA MALIKI YAUMIDDIN Bagian Kedua

TAFSIRNYA
MALIKI YAUMIDDIN
Bagian Kedua
By Dawam Mu'allim S.Fb.I

يوم الدين : يوم : عبارة عن وقت طلوع الفجر إلى وقت غروب الشمس، فاستعير فيما بين مبتدأ القيامة إلى وقت استقرار أهل الجنة في الجنة وأهل النار في النار. والدين : الجزاء على الأعمال والحساب بها، كذلك قال ابن عباس وابن مسعود وابن جريج وقتادة وغيرهم، وروي عن النبي صلى الله عليه وسلم، ويدل عليه قوله تعالى: " يومئذ يوفيهم الله دينهم الحق (النور : ٢٥) أي حسابهم.
YAUMIDDIIN : Kata YAUM (hari) adalah suatu ibarat dari waktu terbitnya fajar hingga waktu terbenamnya matahari, lalu kata tersebut dipinjam untuk menerangkan waktu antara permulaannya kiamat hingga waktu menetapnya penduduk surga di dalam surga dan penduduk neraka di dalam neraka. Sedangkan kata ADDIIN artinya pembalasan atas semua amal dan perhitungannya, seperti itulah yang dikatakan oleh Ibnu Abbas, Ibnu Mas'ud, Ibnu Juraij, Qotadah dan yang selain mereka, dan telah diriwayatkan dari Nabi SAW, sedangkan dalil yang menguatkan adalah firman Alloh Ta'ala : "Pada hari itu Alloh akan memberi balasan yang setimpal menurut yang semestinya" (an-Nur : 25), artinya adalah perhitungan amal mereka

يوم الدين : أي يوم القيامة، ولم خصص يوم الدين وهو مالك يوم الدين وغيره ؟ فالجواب لأن في الدنيا كانوا منازعين في الملك، مثل فرعون ونمروذ وغيرهما، وفي ذلك اليوم لا ينازعه أحد في ملكه، وكلهم خضعوا له كما قال تعالى : لمن الملك اليوم لله الواحدالقهارِ (غافر : ١٦). وقال سبحانه وتعالى : وَمَا أَدْرَاكَ مَا يَوْمُ الدِّينِ، ثُمَّ مَا أَدْرَاكَ مَا يَوْمُ الدِّينِ، يَوْمَ لاَ تَمْلِكُ نَفْسٌ لِنَفْسٍ شَيْئًا وَاْلأَمْرُ يَوْمَئِذٍ لِلَّهِ (الإنفطار : ١٧، ١٨، ١٩).
YAUMIDDIIN : artinya adalah hari kiamat, dan mengapa Alloh mengkhususkan hari kiamat sedangkan DIA adalah pemilik hari kiamat dan semua hari selain hari kiamat? Maka jawabnya adalah karena di dunia banyak manusia yang mendeklarasikan dirinya sebagai penguasa seperti Fir'aun, Namrud dan selain keduanya. Sedangkan pada hari itu tidak ada lagi seorang pun yang mendeklarasikan dirinya dalam kekuasaanya, dan semua makhluq tunduk kepada Alloh, sebagaimana DIA berfirman : "Untuk siapakah kekuasaan pada hari ini? (Lalu semua makhluq menjawab) : Untuk Alloh Dzat Yang Maha Esa lagi Maha Perkasa" (Q.S. Ghofir : 16), dan DIA juga berfirman : "Tahukah kamu apakah itu Yaumuddin?, kemudian tahukah kamu apakah itu Yaumuddin?, pada hari dimana seseorang tidak dapat memiliki sesuatu pun untuk dirinya sendiri, dan segala urusan pada hari itu adalah milik Alloh" (Q.S. al-Infithor : 17, 18, 19

NB : Silahkan manusia di dunia ini mencari pelindung dan penguasa selain Alloh Ta'ala, silahkan manusia menjadikan atasannya seperti Tuhan, silahkan manusia menjadikan harta dan jabatannya sepert Tuhan, namun pada hari itu tidak ada lagi penguasa dan pelindung selain Alloh 'Azza Wa Jalla

Kamis, 26 April 2012

Sabda Rosul tentang Hari Jum'at

SABDA RASUL tentang HARI JUM'AT
By: Dawam Mu'allim S.Fb.I

عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ، أَنَّ النَّبِيَّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ : خَيْرُ يَوْمٍ طَلَعَتْ عَلَيْهِ الشَّمْسُ يَوْمُ الْجُمُعَةِ، فِيهِ خُلِقَ آدَمُ، وَفِيهِ أُدْخِلَ الْجَنَّةَ، وَفِيهِ أُخْرِجَ مِنْهَا، وَلاَ تَقُومُ السَّاعَةُ إِلاَّ فِي يَوْمِ الْجُمُعَةِ {أخرجه مسلم (٨٥٤)، والترمذي (٤٨٨)}. وزاد مالك وأبو داود : وَمَا مِنْ دَابَّةٍ إِلاَّ وَهِيَ مُسِيخَةٌ يَوْمَ الْجُمُعَةِ، مِنْ حِينَ تُصْبِحُ حَتَّى تَطْلُعَ الشَّمْسُ شَفَقًا مِنَ السَّاعَةِ، إِلاَّ الْجِنَّ وَاْلإِنْسَ، وَفِيهِ سَاعَةٌ لاَ يُصَادِفُهَا عَبْدٌ مُسْلِمٌ، وَهُوَ يُصَلِّي يَسْأَلُ اللَّهَ حَاجَةً إِلاَّ أَعْطَاهُ إِيَّاهَا {أخرجه الإمام مالك في الموطأ في باب ما جاء في الساعة التي في يوم الجمعة، تنوير الحوالك : (١/١٢٩)، وأبو داود (١٠٤٦)}. حديث صحيح

Dari Abu Hurairah ra, bahwasanya Nabi SAW terlah bersabda : "Sebaik-baiknya hari yang matahari terbit atasnya adalah Hari Jum'at, di dalamnya Nabi Adam telah diciptakan, dan di dalamnya beliau dimasukkan ke dalam surga, dan di dalamnya beliau dikeluarkan dari surga, dan tidak akan terjadi kiamat melainkan di dalam Hari Jum'at" (H.R. Muslim, No : 854, dan at-Tirmidzi, No : 488). Dan Imam Malik serta Abu dawud telah menambahkan riwayat : "Dan tidaklah dari jenis binatang melata melainkan mereka semua ketar-ketir pada Hari Jum'at mulai dari pagi hingga terbitnya matahari karena sangat memperhatikan datangnya kiamat kecuali Jin dan Manusia, dan di dalamnya juga ada saat (waktu) yang tidaklah menepati oleh seorang hamba yang muslim sedangkan dia dalam keadaan berdo'a memohon kepada Allah atas suatu hajat melainkan Allah akan memberikan kepadanya atas hajatnya tersebut" (H.R. Imam Malik di dalam al-Muwatho' di dalam bab Maa Jaa-a Fii as-Saa'ati allatiy Fii Yaumil Jumu'ati, TanWiirul Hawaalik, Juz, 1, hlm : 129, dan Abu Dawud No : 1046). Ini adalah Hadits Shohih

TAFSIRNYA MALIKI YAUMIDDIIN Bagian Pertama

تفسير ملك يوم الدين
القسم الأول
TAFSIRNYA
MALIKI YAUMIDDIIN
Bagian Pertama
By: Dawam Mu'allim S.Fb.I

ملك يوم الدين : قرأ بعض العلماء "ملك" بالقصر أي بغير ألف، وقرأ بعضهم "مالك" بالمد أي بالألف. واختلف العلماء أيما أبلغ : ملك أو مالك ؟ والقراءتان مرويتان عن النبي صلى الله عليه وسلم وأبي بكر وعمر. ذكرهما الترمذي، فقيل : " ملك " أعم وأبلغ من " مالك " إذ كل ملك مالك، وليس كل مالك ملكا، ولأن أمر الملك نافذ على المالك في ملكه، حتى لا يتصرف إلا عن تدبير الملك، قال أبو عبيدة والمبرد. وقيل : " مالك " أبلغ، لأنه يكون مالكا للناس وغيرهم، فالمالك أبلغ تصرفا وأعظم، إذ إليه إجراء قوانين الشرع، ثم عنده زيادة التملك. وقال الشيخ زين الدين المليباري في فتح المعين : عدد حروف الفاتحة على قراءة ملك بلا ألف مائة وواحد وأربعون حرفا، وهي مع تشديداتها مائة وخمسة وخمسون حرفا، لأن الحرف المشدد بحرفين
MALIKI YAUMIDDIIN : Sebagian ulama telah membaca "MALIK" dengan pendek yaitu tanpa Alif (artinya raja), dan sebagian mereka membaca "MAALIK" dengan panjang yaitu dengan Alif (artinya pemilik). Dan para ulama berbeda pendapat tentang manakah yang lebih baligh (yang artinya lebih mendekati kebenaran) MALIK ataukah MAALIK? Sedangkan kedua bacaan tersebut sama-sama telah diriwayatkan dari Nabi SAW, dan Abu Bakar serta Umar. Dan Imam at-Tirmidzi telah menyebutkan kedua riwayat tersebut. Lalu dikatakan bahwa "MALIK" maknanya lebih umum dan lebih baligh dari pada "MAALIK" karena setiap raja adalah pemilik, dan tidak setiap pemilik adalah raja, dan juga karena perintah raja akan tembus kepada pemilik di dalam kepemilikannya, sehingga sang pemilik tidak dapat mengoperasikan kepemilikannya itu melainkan dari peraturannya sang raja. Abu Ubaidah dan al-Mubarrod keduanya berkata : Dan telah dikatakan bahwa "MAALIK" adalah lebih baligh, karena sesungguhnya DIA adalah Sang Pemilik manusia dan yang lainnya, maka MAALIK adalah lebih baligh dan lebih agung berupa pengoperasionalannya, karena kepada-Nya-lah akan berlaku beberapa dasar syari'at, kemudian di sisi-Nya ada tambahan tamalluk (penguasaan kepemilikan). Dan Syech Zainuddin al-Malibariy di dalam Kitab Fathul Mu'in berkata : Jumlah hurufnya al-Fatihah menurut bacaan Malik (dibaca pendek) tanpa Alif adalah 141 (seratus empat puluh satu) huruf, yaitu dihitung bersama dengan Tasydidnya berjumlah 155 (seratus lima puluh lima) huruf, karena huruf bertasydid terhitung dua huruf

Rabu, 25 April 2012

TAFSIRNYA AR-ROHMAAN AR-ROHIIM

تفسير الرحمن الرحيم
TAFSIRNYA AR-ROHMAAN AR-ROHIIM
By Dawam Mu'allim S.Fb.I

الرحمن الرحيم : وصف الله تعالى نفسه بعد رب العالمين بأنه الرحمن الرحيم، لأنه لما كان في اتصافه برب العالمين ترهيب قرنه بالرحمن الرحيم لما تضمن من الترغيب ليجمع في صفاته بين الرهبة منه والرغبة إليه كما قال تعالى : عَذَابِي أُصِيبُ بِهِ مَنْ أَشَاءُ وَرَحْمَتِي وَسِعَتْ كُلَّ شَيْءٍ (الأعراف : ١٥٦)
AR-ROHMAAN AR-RAHIIM : Alloh Ta'ala telah mensifati Dzat-Nya sendiri setelah ROBBUL 'AALAMIIN dengan AR-ROHMAAN AR-ROHIIM karena tatkala ada di dalam sifat-Nya dengan ROBBUL 'AALAMIIN adalah untuk at-Tarhiib (mengintimidasi/menakut-nakuti), maka DIA mengirinya dengan sifat AR-ROHMAAN AR-ROHIIM karena sesuatu yang terkandung di dalamnya dari at-Targhib (Pemikat/iming-iming kesenangan) agar terkumpul di dalam sifat-sifat-Nya antara intimidasi dari-Nya dan pemikat kepada-Nya sebagaimana DIA telah berfirman : "Siksa-Ku akan Aku timpakan kepada siapa saja yang Aku kehendaki, dan rahmat-Ku luasnya meliputi pada tiap-tiap sesuatu”. (Q.S. Al-A’raf [7] : 156

Dan adapun hadits-hadits yang menjelaskan tentang rahmat dan ampunan Alloh lebih besar dari pada murka dan siksa-Nya, adalah

عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ، أَنَّ النَّبِيَّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ : لَمَّا خَلَقَ اللَّهُ الْخَلْقَ، كَتَبَ فِي كِتَابِهِ، فَهُوَ عِنْدَهُ فَوْقَ الْعَرْشِ، "إِنَّ رَحْمَتِي تَغْلِبُ غَضَبِي". {رواه البخاري (٧٤٠٤)، ومسلم (٢٧٥١)}.
Dari Abu Hurairah r.a, sesungguhnya Nabi SAW, bersabda : Tatkala Allah menciptakan makhluk, Dia mencatat di dalam kitab-Nya, yaitu di sisi-Nya di atasnya Al-‘Arsy : “Sesungguhnya rahmat-Ku adalah mengalahkan murka-Ku”. (H.R. Al-Bukhari, No Hadits : 7404, dan Muslim, No Hadits : 2751

عَنْ أَبِي أَيُّوبَ اْلأَنْصَارِيِّ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ، قَالَ : سَمِعْتُ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ، يَقُولُ : لَوْلاَ أَنَّكُمْ تُذْنِبُونَ لَخَلَقَ اللَّهُ خَلْقًا يُذْنِبُونَ، وَيَغْفِرُ لَهُمْ. {رواه مسلم (٢٧٤٨)، والترمذي (٣٥٣٩)}.
Dari Abu Ayyub Al-Anshori r.a, berkata : Saya telah mendengar Rasulullah SAW, bersabda : Kalau seandainya kalian tidak ada yang berbuat dosa, sungguh Allah menciptakan makhluk yang berbuat dosa, dan Dia akan mengampuni bagi mereka”. (H.R. Muslim, No Hadits : 2748, dan At-Tirmidzi, No Hadits : 3539

Penjelasan : Walau Alloh Ta'ala adalah Tuhan segala alam yang berkehendak terhadap apa saja, namun DIA tetaplah Tuhan Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang, oleh sebab itu janganlah kita berputus asa dari rahmat dan ampunan-Nya

Alloh Ta'ala berfirman

قُلْ يَا عِبَادِيَ الَّذِينَ أَسْرَفُوا عَلَى أَنْفُسِهِمْ لَا تَقْنَطُوا مِنْ رَحْمَةِ اللَّهِ إِنَّ اللَّهَ يَغْفِرُ الذُّنُوبَ جَمِيعًا إِنَّهُ هُوَ الْغَفُورُ الرَّحِيمُ (الزمر : ٥٣)
Katakanlah : "Hai hamba-hamba-Ku yang malampaui batas terhadap diri mereka sendiri, janganlah kalian berputus asa dari rahmat Allah, sesungguhnya Allah mengampuni dosa-dosa semuanya, sesungguhnya Dia Maha Pengampun lagi Maha Penyayang”. (Q.S. Az-Zumar [39] : 53

TAFSIRNYA ALHAMDULILLAAHI ROBBIL 'AALAMIIN Bagian Ke-tiga

تفسير الحمد لله رب العالمين
القسم الثالث
TAFSIRNYA
ALHAMDULILLAAHI ROBBIL 'AALAMIIN
Bagian Ke-tiga
By: Dawam Mu'allim S. Fb. I
رب العالمين : أي مالكهم، وكل من ملك شيئا فهو ربه، فالرب : المالك، والرب في كلام العرب منصرف على معان، منه بمعنى السيد ويدل عليه قوله تعالى : أذكرني عند ربك (يوسف : ٤٢)، وفي الحديث : أن تلد الأمه ربتها، أي سيدها. والرب : المصلح والمدبر والجابر والقائم. وقيل : إنه مشتق من التربية، وفي الصحاح ؛ ورب فلا...ن ولده يربه ربا، أي المربي
ROBBIL 'AALAMIIN artinya adalah Sang Pemilik segala alam, dan setiap orang yang memiliki sesuatu, maka dia disebut sebagai Robb-nya, lalu kata ar-Robb artinya adalah al-Maalik (Pemilik), dan ar-Robb di dalam pembicaraan orang-orang Arab dapat dipalingkan menjadi beberapa makna, dan diantaranya adalah bermakna as-Sayyid (Tuan), dan dalil yang menunjukkannya adalah firman Alloh Ta'ala : "Sebutkankanlah olehmu tentang keadaanku di sisi Tuan-mu" (Q.S. Yusuf : 42). Dan di dalam Hadits disebutkan : Bila seorang budak wanita melahirkan Robbahnya". Artinya adalah Tuannya. Dan kata Ar-Robb dapat bermakna al-Mushlih (Yang Memperbaiki), al-Mudabbir (Yang Mengatur), al-Jaabir (Yang Memaksa), dan al-Qooim (Yang Berdiri Mengurusi), dan dikatakan bahwa ar-Robb adalah kata pecahan dari at-Tarbiyah (Pendidikan), dan di dalam kitab ash-Shihah dijelaskan : Wa Robba Fulaanun Waladahu Yarubbuhu Robban (Fulan telah mendidik anaknya dengan didikan yang sebenarnya pendidikan), artinya fulan adalah al-Murobbiy (Sang Pendidik)

العالمين : فقال قتادة : العالمون جمع عالم، وهو كل موجود سوى الله تعالى، ولا واحد له من لفظه مثل رهط وقوم. وقال مقاتل : العالمون ثمانون ألف عالم، أربعون ألف عالم في البر، وأربعون عالم في البحر، وقال أبو العالية : الجن عالم، والإنس عالم، وسوى ذلك للأرض أربع زوايا، في كل زاوية ألف وخمسمائة عالم، خلقهم لعبادته سبحانه وتعالى
AL-'AALAMIIN, maka Qotadah telah berkata : AL-'AALAMUUN adalah jama'nya kata 'AALAMUN, yaitu tiap-tiap yang ada selain Alloh Ta'ala, dan kata 'Aalamun itu tidak ada bentuk tunggalnya seperti kata Rohtun (Rombongan) dan Qoumun (suatu kaum), dan Muqotil telah berkata : Al-'Aalamuun itu ada delapan puluh ribu alam, yang empat puluh ribu alam ada di daratan, dan yang empat puluh ribu alam ada di lautan, Abu al-Aliyah berkata : Jin adalah alam, dan manusia adalah alam, dan selain hal itu maka bagi bumi ada empat sudut, di dalam tiap-tiap sudut ada seribu lima ratus alam, Alloh telah menciptakan semua itu hanya untuk beribadah kepada-Nya SWT

TAFSIRNYA ALHAMDULILLAAHI ROBBIL 'AALAMIIN Bagian Kedua

تفسير الحمد لله رب العالمين
القسم الثاني
TAFSIRNYA
ALHAMDULILLAAHI ROBBIL 'AALAMIIN
Bagian Kedua
By: Dawam Mu'allim S.Fb.I
الحمد لله : الثناء الكامل لله، والألف واللام لإستغراق الجنس من المحامد، أي كل أجناس الحمد لله. وأقسام الحمد أربعة : حمد الله نفسه، كقوله تعالى : الحمد لله الذي خلق السماوات والأرض، وحمد الله بعض عباده كقوله عز وجل : نعم العبد إنه أواب، وحمد الخلق لله تعالى كقولنا : الحمد لله الذي أطعمنا، وحمد الخلق لب...عض الخلق كقولهم : أنت جميل أو هي جميلة. وكلها يرجع إلى الله تعالى، لأنه خالق كل شيئ

ALHAMDU LILLAH adalah pujian yang sempurna bagi Alloh, dan huruf ALIF dan LAM adalah untuk makna mencakup jenis dari segala pujian, yaitu tiap-tiap segala jenis pujian adalah milik Alloh.
Sedangkan pembagian pujian itu ada empat (yaitu) : 1). Pujiannya Alloh kepada Dzat-Nya sendiri sebagaimana Firman-Nya : "Segala puji bagi Alloh Dzat Yang telah menciptakan langit dan bumi". 2). Pujiannya Alloh kepada sebagian makhluq-Nya, sebagaimana firman-Nya : "Sebaik-baiknya hamba adalah dia yang sangat ta'at". 3). Pujiannya makhluq kepada Alloh Ta'ala, seperti ucapan kita : "Segala puji bagi Alloh Yang telah memberikan makan kepada kami". 4). Pujiannya makhluq kepada sebagian makhluq yang lain, seperti ucapan mereka : "Kamu tampan atau dia cantik". Dan setiap pujian itu harus dikembalikan kepada Alloh Ta'ala, karena sesungguhnya DIA-lah Yang Menciptakan tiap-tiap segala sesuatu

Senin, 23 April 2012

MUTIARA HADITS

By: Dawam Mu'allim S.Fb.I MUTIARA HADITS DUNIA DAN SELURUH ISINYA TERLAKNAT KECUALI... عَنْ أَبَي هُرَيْرَةَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ، يَقُولُ : سَمِعْتُ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَقُول:ُ أَلاَ إِنَّ الدُّنْيَا مَلْعُونَةٌ، مَلْعُونٌ مَا فِيهَا، إِلاَّ ذِكْرُ اللَّهِ، وَمَا وَالاَهُ، وَعَالِمٌ أَوْ مُتَعَلِّمٌ {رواه الترمذي (٢٣٢٢)، وابن ماجه (٤١١٢)}. حديث حسن Dari Abu Hurairah r.a, berkata : Saya telah mendengar Rasulullah SAW, bersabda : Ingat-ingatlah, sesungguhnya dunia ini terlaknat, serta terlaknat pula sesuatu yang berada di dalamnya, kecuali dzikir kepada Allah, dan sesuatu yang ta’at kepada-Nya, dan orang yang pandai ilmu agama (para ulama) atau orang yang belajar ilmu agama (para santri)”. (H.R. At-Tirmidzi, No Hadits : 2322, dan Ibnu Majah, No Hadits : 4112).

TAFSIRNYA ALHAMDULILLAAHI ROBBIL 'AALAMIIN Bagian Pertama

تفسير الحمد لله رب العالمين القسم الأول TAFSIRNYA ALHAMDULILLAAHI ROBBIL 'AALAMIIN Bagian Pertama By: Dawam Mu'allim S.Fb.I ____________________________________________________________________________________ فضائل الحمدلة FADHILAH HAMDALAH SEBAGAI PEMBUKA DAN PENUTUP DO'A Dari Fadholah bin Ubaid r.a, berkata : Nabi SAW, telah mendengar seorang lelaki berdo’a di dalam sholatnya, yang ia tidak membaca sholawat atas Nabi SAW, lalu beliau SAW, bersabda : Tergesa-gesa orang ini, lalu beliau memanggilnya, kemudian beliau bersabda kepadanya, atau kepada orang lain : إِذَا صَلَّى أَحَدُكُمْ فَلْيَبْدَأْ بِتَحْمِيدِ اللَّهِ، وَالثَّنَاءِ عَلَيْهِ، ثُمَّ لْيُصَلِّ عَلَى النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ، ثُمَّ لْيَدْعُ بَعْدُ بِمَا شَاءَ. {رواه أبو داود (١٤٨١)، والترمذي (٣٤٧٧)، واللفظ له}. وقال الترمذي : هذا حديثٌ حسنٌ صحيحٌ. “Apabila sholat (berdo’a) oleh salah seorang di antara kalian semua, maka hendaklah ia memulainya dengan memuji kepada Allah, dan menyanjung atas-Nya, kemudian hendaklah ia membaca sholawat atas Nabi SAW, kemudian hendaklah ia berdo’a setelah itu dengan sesuatu yang ia kehendaki”. (H.R. Abu Dawud, No Hadits : 1481, dan At-Tirmidzi, No Hadits : 3477). Dan redaksi hadits milik Imam At-Tirmidzi, dan beliau berkata : Ini adalah hadits yang hasan lagi shohih Dalam sebagian riwayat, dikatakan بَيْنَا رَسُولُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَاعِدٌ، إِذْ دَخَلَ رَجُلٌ فَصَلَّى، فَقَالَ : اللَّهُمَّ اغْفِرْ لِي وَارْحَمْنِي، فَقَالَ رَسُولُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ : عَجِلْتَ أَيُّهَا الْمُصَلِّي، إِذَا صَلَّيْتَ فَقَعَدْتَ، فَاحْمَدْ اللَّهَ بِمَا هُوَ أَهْلُهُ، وَصَلِّ عَلَيَّ، ثُمَّ ادْعُهُ، قَالَ: ثُمَّ صَلَّى رَجُلٌ آخَرُ بَعْدَ ذَلِكَ، فَحَمِدَ اللَّهَ وَصَلَّى عَلَى النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ، فَقَالَ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ : أَيُّهَا الْمُصَلِّي أُدْعُ تُجَبْ. {رواه النسائي (١٢٨٠)، والترمذي (٣٤٧٦) واللفظ له}. حديث حسن “Sewaktu Rasulullah SAW, duduk tiba-tiba seorang lelaki masuk, kemudian ia sholat (berdo’a), lalu mengucapkan : ‘Ya Allah, ampunilah dosa bagiku, dan rahmatilah aku’, lalu Rasulullah SAW, bersabda : ‘Kamu tergesa-gesa wahai orang yang sholat (berdo’a), apabila kamu sholat (berdo’a), lalu kamu telah duduk, maka pujilah Allah, dengan pujian yang Dia adalah pemiliknya, dan bersholawatlah atasku, lalu berdo’alah kamu kepada-Nya, (Perawi hadits) berkata : kemudian seorang lelaki lain sholat (berdo’a) setelah itu, lalu ia memuji kepada Allah, dan bersholawat atas Nabi SAW, maka bersabdalah Nabi SAW, : Wahai orang yang sholat (berdo’a), berdo’alah kamu, niscaya akan dikabulkan”. (H.R. An-Nasa’i, No Hadits : 1280, dan At-Tirmidzi, No Hadits : 3476). Dan redaksi hadits milik Imam At-Tirmidzi, dan beliau berkata : Ini adalah hadits hasan SEBAGAI SEUTAMA-UTAMANYA DO'A عَنْ جَابِرِ بْنِ عَبْدِ اللَّهِ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُمَا، يَقُولُ : سَمِعْتُ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ، يَقُولُ : أَفْضَلُ الذِّكْرِ لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللَّهُ، وَأَفْضَلُ الدُّعَاءِ الْحَمْدُ لِلَّهِ. {رواه الترمذي (٣٣٨٣)، وابن ماجه (٣٨٠٠)، والنسائي في عمل اليوم والليلة (٨٣٧)}. حديث حسن Dari Jabir bin Abdullah r.a, berkata : Saya telah mendengar Rasulullah SAW, bersabda : Seutama-utamanya dzikir adalah LAA ILAAHA ILLALLAAH, dan seutama-utamanya do’a adalah ALHAMDULILLAH”. (H.R. At-Tirmidzi, No Hadits : 3383, dan Ibnu Majah, No Hadits : 3800, dan An-Nasa’i di dalam ‘Amal Al-Yaum Wa Al-Lailah, No Hadits : 837). Hadits Hasan Oleh sebab itu bila do'a-do'a kita ingin mudah dikabulkan Allah Ta'ala, maka hendaknya kita memperbanyak membaca hamdalah

Minggu, 22 April 2012

TAFSIRNYA BISMILLAAHIR-ROHMAANIR-ROHIIM -3

* تفسير بسم الله الرحمن الرحيم في القسم الثالث TAFSIRNYA BISMILLAAHIR-ROHMAANIR-ROHIIM Bagian ke-Tiga By: Dawam Mu'allim S.Fb.I _____________________________________________________________________________________ إسم : على وزن إفع، والذاهب منه الواو، فقال البصريون : هو مشتق من السمو وهو العلو والرفعة، وقال الكوفيون : إنه مشتق من السمة وهي العلامة، وقال القرطبي : الأول أصح ISMUN mengikuti wazan If'un, dan yang terbuang darinya adalah huruf Wawu, oleh sebab itu para ulama' Bashrah berkata : Ismun adalah pecahan dari as-Sumuwwu yaitu al-Uluwwu (tinggi) dan ar-Rif'atu (Naik ke atas), dan para ulama Kufah berkata : Ismun adalah pecahan dari as-Simah yaitu al-'Alamah (alamat/tanda), sedangkan Imam al-Qurthubi berkata : Pendapat yang pertama adalah lebih shohih الله : إسم جامد عند الشافعي وإمام الحرمين والغزالي، وقيل إنه مشتق من أله يأله إلاهة، وقيل إنه علم للذات الواجب الوجود، وأصله إله، وهو إسم جنس لكل معبود ثم عرف بأل وحذفت الهمزة ثم استعمل في المعبود بحق Alloh adalah isim jamid (baku) menurut Imam as-Syafi'i dan Imam al-Haromain serta Imam al-Ghozali, dan dikatakan bahwa Alloh adalah kata pecahan dari ALAHA – YA'LAHU – ILAAHATAN, dan dikatakan pula bahwa Alloh adalah isim 'alam bagi Dzat Yang Wajib Adanya, sedangkan asalnya adalah ILAAHUN yaitu isim jenis bagi tiap-tiap yang disembah, kemudian di ma'rifatkan dengan AL serta dibuang huruf hamzahnya, kemudian digunakan di dalam al-Ma'bud (yang disembah) dengan kebenaran الرحمن الرحيم : صفتان بنيتا للمبالغة من رحم، والرحمن أبلغ من الرحيم، لأن زيادة البناء تدل على زيادة المعنى، ولقولهم : رحمن الدنيا والآخرة أي لجميع الخلق، ورحيم الآخرة أي بالمؤمنين خاصة AR-RAHMAAN AR-RAHIIM adalah dua sifat yang dibangun untuk arti sangat dari kata Rahim (rahim wanita), dan ar-Rahman adalah lebih menyangat maknanya dari pada ar-Rahim karena tambahan bangunan kata adalah menunjukkan kepada tambahannya makna, dan karena perkataan orang-orang Arab : Rohmaanud-Dunya Wal Akhiroh (Rohmannya dunia dan akhirat) yaitu untuk seluruh makhluq-Nya (baik mukmin maupun kafir), sedangkan ar-Rahiim adalah Rahiimul akhiroh (Rahim akhirat saja) yaitu bagi orang-orang mukmin secara khusus

Sabtu, 21 April 2012

ISMULLOHI AL-A'DZOM NAMA ALLOH YANG TERAGUNG

ISMULLOHI AL-A'DZOM NAMA ALLOH YANG TERAGUNG By: Dawam Mu'allim S.Fb.I Menurut pendapat beberapa ulama bahwa al-Ismu al-A'dzom adalah Lafdzul Jalalah (Alloh) karena selain lafadz Alloh disebut sebagai al-Asmaul Husna عَنْ أَنَسِ بْنِ مَالِكٍ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ، أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ : لاَ تَقُومُ السَّاعَةُ حَتَّى لاَ يُقَالَ فِي اْلأَرْضِ : اللَّهُ اللَّهُ. {رواه مسلم (١٤٨)}. حديث صحيح Dari Anas bin Malik r.a, sesungguhnya Rasulullah SAW, bersabda : “Tidak akan terjadi kiamat, sehingga tidak diucapkan di muka bumi : Allah, Allah”. (H.R. Muslim, No Hadits : 148). Imam Ibnu Majah rahimahullah, meriwayatkan dari ‘Aisyah r.a, berkata : Rasulullah SAW, bersabda pada suatu hari : Wahai ‘Aisyah, apakah kamu tahu bahwa sesungguhnya Allah telah menunjukkan kepadaku atas nama-Nya yang apabila digunakan berdo’a dengannya, maka Dia akan mengabulkan?, aku berkata : Wahai Rasulullah, dengan bapak dan ibuku menjadi tebusannmu, ajarkanlah ia kepadaku!, beliau bersabda : Sesungguhnya tidak seyogiyanya bagimu, wahai ‘Aisyah!, ia berkata : Kemudian aku bersandar dan duduk sesaat, lalu aku berdiri, kemudian aku mencium kepalanya (Rasulullah SAW), lalu aku berkata : Wahai Rasulullah, ajarkanlah ia kepadaku!, beliau bersabda : Sesungguhnya tidak seyogiyanya bagimu, wahai ‘Aisyah!, bila aku mengajari kamu, sesungguhnya tidak seyogiyanya bagimu bila kamu memohon dengannya pada sesuatu-pun dari (kenikmatan) dunia, ia berkata : kemudian aku berdiri lalu aku berwudlu, dan kemudian aku sholat dua roka’at, lalu aku berdo’a : اللَّهُمَّ إِنِّي أَدْعُوكَ اللَّهَ، وَأَدْعُوكَ الرَّحْمَنَ، وَأَدْعُوكَ الْبَرَّ الرَّحِيمَ، وَأَدْعُوكَ بِأَسْمَائِكَ الْحُسْنَى كُلِّهَا، مَا عَلِمْتُ مِنْهَا وَمَا لَمْ أَعْلَمْ أَنْ تَغْفِرَ لِي وَتَرْحَمَنِي “Ya Allah, sesungguhnya aku berdo’a kepada-Mu Allah, dan aku berdo’a kepada-Mu Ar-Rohman, aku berdo’a kepada-Mu Al-Barru Ar-Rahim, aku berdo’a kepada-Mu dengan nama-nama-Mu yang baik semuanya, pada apa yang telah aku ketahui darinya dan apa yang belum aku ketahui, agar Engkau mengampuni aku dan merahmati kepadaku”. Maka tertawalah Rasulullah SAW, kemudian beliau bersabda : Bahwasanya ia sungguh berada di dalam nama-nama yang telah kamu gunakan berdo’a dengannya”. (H.R. Ibnu Majah, No Hadits : 3809). Berdo’a dengan menggunakan semua Al-Asmaul Husna itu lebih utama, dan lebih cepat dikabulkan. Dan tidak mengapa apabila berdo’a hanya menggunakan beberapa di antaranya saja. Dan adapun dalil-dalil bertawassul dengan menggunakan Al-Ismul A’dzom (nama-nama Allah Yang Paling Agung), maka di antaranya adalah : Dari Abdullah bin Buraidah dari ayahnya r.a, sesungguhnya Rasulullah SAW, telah mendengar seorang lelaki berdo’a : اللَّهُمَّ إِنِّي أَسْأَلُكَ بِأَنِّي أَشْهَدُ أَنَّكَ أَنْتَ اللَّهُ لاَ إِلَهَ إِلاَّ أَنْتَ، اْلأَحَدُ الصَّمَدُ الَّذِي لَمْ يَلِدْ وَلَمْ يُولَدْ وَلَمْ يَكُنْ لَهُ كُفُوًا أَحَدٌ. فَقَالَ : لَقَدْ سَأَلْتَ اللَّهَ بِاسْمِهِ اْلأَعْظَمِ الَّذِي إِذَا سُئِلَ بِهِ أَعْطَى وَإِذَا دُعِيَ بِهِ أَجَابَ. {رواه أبو داود (١٤٩٣)، والترمذي (٣٤٧٥)، وابن ماجه (٣٨٥٧)، وغيرهم “Ya Allah, sesungguhnya aku memohon kepada-Mu dengan (bertawassul) sesungguhnya aku bersaksi bahwa sesungguhnya Engkau adalah Allah, tiada Tuhan selain Engkau, Maha Esa lagi Maha menjadi tempat kebergantungan, Yang tidak akan beranak dan tidak pula akan diperanakkan, dan tidak akan ada seorang-pun yang menjadi sebanding dengan-Nya”. Kemudian beliau SAW, bersabda : Sungguh ia telah memohon kepada Allah dengan (bertawassul) pada nama-Nya Yang Paling Agung, yang apabila dimohon dengannya, niscaya Dia memberi, dan apabila digunakan berdo’a dengannya, niscaya Dia akan mengabulkan”. (H.R. Abu Dawud, No Hadits : 1493, dan At-Tirmidzi, No Hadits : 3475, dan Ibnu Majah, No Hadits : 3857, dan yang selain mereka). Dengan redaksi yang agak berbeda Imam Abu Dawud meriwayatkan dari Anas r.a, sesungguhnya bersama Rasulullah SAW, dalam keadaan duduk ada seorang lelaki sedang sholat, kemudian ia berdo’a : اللَّهُمَّ إِنِّي أَسْأَلُكَ بِأَنَّ لَكَ الْحَمْدَ لاَ إِلَهَ إِلاَّ أَنْتَ، الْمَنَّانُ، بَدِيعُ السَّمَوَاتِ وَاْلأَرْضِ، يَا ذَا الْجَلاَلِ وَاْلإِكْرَامِ، يَا حَيُّ يَا قَيُّومُ، فَقَالَ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ : لَقَدْ دَعَا اللَّهَ بِاسْمِهِ الْعَظِيمِ الَّذِي إِذَا دُعِيَ بِهِ أَجَابَ وَإِذَا سُئِلَ بِهِ أَعْطَى. {رواه أبو داود (١٤٩٥)، وابن ماجه (٣٨٥٨)}. واللفظ لأبي داود “Ya Allah, sesungguhnya aku memohon kepada-Mu dengan (bertawassul pada kalimat) sesungguhnya segala puji hanya milik-Mu, tidak ada Tuhan selain Engkau, Yang Maha Pemberi, lagi Yang menciptakan langit dan bumi, wahai Pemilik Keagungan dan Kemuliaan, wahai Yang Maha hidup, wahai Yang Maha berdiri sendiri”. Kemudian Nabi SAW, bersabda : Sungguh ia telah berdo’a kepada Allah dengan menggunakan nama-Nya Yang Paling Agung, yang apabila digunakan berdo’a dengannya, maka Dia akan mengabulkan, dan apabila dimohon dengannya, maka Dia akan memberi”. (H.R. Abu Dawud, No Hadits ; 1495, dan Ibnu Majah, No Hadits : 3858), dan redaksi hadits milik Imam Abu Dawud. Dari Asma binti Yazid r.a, sesungguhnya Nabi SAW, telah bersabda : إسْمُ اللَّهِ اْلأَعْظَمُ فِي هَاتَيْنِ اْلآيَتَيْنِ : { وَإِلَهُكُمْ إِلَهٌ وَاحِدٌ لاَ إِلَهَ إِلاَّ هُوَ الرَّحْمَنُ الرَّحِيمُ } وَفَاتِحَةِ سُورَةِ آلِ عِمْرَانَ : { الم، اللَّهُ لاَ إِلَهَ إِلاَّ هُوَ الْحَيُّ الْقَيُّومُ }. {رواه أبو داود (١٤٩٦)، والترمذي (٣٤٧٨)، وابن ماجه (٣٨٥٥)}. صحيح “Nama Allah Yang Paling Agung adalah di dalam kedua ayat ini : Dan Tuhan kalian adalah Tuhan Yang Maha Esa, tidak ada Tuhan melainkan Dia Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang (Q.S. Al-Baqarah [2] : 163), dan di dalam pembukaannya surat Ali Imran : Alif Laam Miim, Allah, tidak ada Tuhan melainkan Dia Yang Maha Hidup lagi Maha berdiri sendiri”. (H.R. Abu Dawud, No Hadits : 1496, dan At-Tirmidzi, No Hadits : 3478, dan Ibnu Majah, No Hadits : 3855). Imam Ibnu Majah rahimahullah, meriwayatkan dari ‘Aisyah r.a, berkata : Aku telah mendengar Rasulullah SAW, bersabda : اللَّهُمَّ إِنِّي أَسْأَلُكَ بِاسْمِكَ الطَّاهِرِ الطَّيِّبِ الْمُبَارَكِ اْلأَحَبِّ إِلَيْكَ، الَّذِي إِذَا دُعِيتَ بِهِ أَجَبْتَ، وَإِذَا سُئِلْتَ بِهِ أَعْطَيْتَ، وَإِذَا اسْتُرْحِمْتَ بِهِ رَحِمْتَ، وَإِذَا اسْتُفْرِجْتَ بِهِ فَرَّجْتَ. {رواه وابن ماجه (٣٨٥٩)}. حسن “Ya Allah, sesungguhnya aku memohon kepada-Mu dengan nama-Mu Yang Suci lagi Yang Bagus lagi Yang Memberkahi yang paling Engkau cintai, yang apabila Engkau dido’a dengannya, maka Engkau akan mengabulkan, dan apabila dimohon dengannya, maka Engkau akan memberi, dan apabila Engkau dimintai rahmat dengannya, maka Engkau akan merahmati, dan apabila Engkau dimintai kelapangan, maka Engkau akan melapangkan”. (H.R. Ibnu Majah, No Hadits : 3859)

Jumat, 20 April 2012

TAFSIRNYA BISMILLAAHIR-ROHMAANIR-ROHIIM -2

تفسير بسم الله الرحمن الرحيم في القسم الثاني TAFSIRNYA BISMILLAAHIR-ROHMAANIR-ROHIIM Bagian Kedua By: Dawam Mu'allim _________________________________________________________________________ ولفظ الجلالة { الله } عَلَمٌ على الرب تبارك وتعالى، يقال: إنه الاسم الأعظم؛ لأنه يوصف بجميع الصفات، كما قال تعالى: { هُوَ اللَّهُ الَّذِي لا إِلَهَ إِلا هُوَ عَالِمُ الْغَيْبِ وَالشَّهَادَةِ هُوَ الرَّحْمَنُ الرَّحِيمُ * هُوَ اللَّهُ الَّذِي لا إِلَهَ إِلا هُوَ الْمَلِكُ الْقُدُّوسُ السَّلامُ الْمُؤْمِنُ الْمُهَيْمِنُ الْعَزِيزُ الْجَبَّارُ الْمُتَكَبِّرُ سُبْحَانَ اللَّهِ عَمَّا يُشْرِكُونَ * هُوَ اللَّهُ الْخَالِقُ الْبَارِئُ الْمُصَوِّرُ لَهُ الأسْمَاءُ الْحُسْنَى يُسَبِّحُ لَهُ مَا فِي السَّمَاوَاتِ وَالأرْضِ وَهُوَ الْعَزِيزُ الْحَكِيمُ } [الحشر:٢٢-٢٤]، فأجرى الأسماء الباقية كلها صفات له، كما قال تعالى: { وللهِ الأسْمَاءُ الْحُسْنَى فَادْعُوهُ بِهَا } وقال تعالى: { قُلْ ادْعُوا اللَّهَ أَوِ ادْعُوا الرَّحْمَنَ أَيًّا مَا تَدْعُوا فَلَهُ الأسْمَاءُ الْحُسْنَى } [الإسراء:١١٠] وفي الصحيحين عن أبي هريرة: أن رسول الله صلى الله عليه وسلم قال: "إن لله تسعة وتسعين اسما، مائة إلا واحدًا من أحصاها دخل الجنة" ، وجاء تعدادها في رواية الترمذي وابن ماجه، وبين الروايتين اختلاف زيادات ونقصان، وقد ذكر فخر الدين الرازي في تفسيره عن بعضهم أن لله خمسة آلاف اسم: ألف في الكتاب والسنة الصحيحة، وألف في التوراة، وألف في الإنجيل، وألف في الزبور، وألف في اللوح المحفوظ Dan Lafdzul Jalaalah (Alloh) adalah isism 'alam untuk Tuhan Tabaaroka Wa Ta'ala, di katakan bahwa DIA adalah al-Ismu al-A'dzom (Asma Yang Ter-Agung), karena dia disifati dengan seluruh sifat-sifat yang ada bagi-Nya, sebagaimana DIA berfirman “Dia-lah Allah yang tiada Tuhan selain Dia, yang mengetahui yang ghaib dan yang nyata, Dia-lah yang Maha Pemurah lagi Maha Penyayang. Dia-lah Allah yang tiada Tuhan selain Dia, Raja, yang Maha Suci, yang Maha Sejahtera, yang Mengaruniakan Keamanan, yang Maha Memelihara, yang Maha Perkasa, yang Maha Kuasa, yang memiliki segala Keagungan, Maha Suci Allah dari apa yang mereka persekutukan. Dialah Allah yang Menciptakan, yang Mengadakan, yang membentuk Rupa, yang mempunyai Al-Asmaaul Husna, bertasbih kepadanya apa yang di langit dan bumi, dan Dia-lah yang Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana”. (Q.S. Al-Haysr [59] : 22-24). Maka berlakulah asma-asma yang tersisa seluruhnya adalah sifat-sifat bagi-Nya, sebagaimana Dia telah berfirman : “Dan bagi Allah memiliki Al-Asmaul Husna, maka berdo’alah kalian semua kepada-Nya dengannya (bertawassul), dan tinggalkanlah orang-orang yang menyimpang dari kebenaran dalam (menyebut) nama-nama-Nya, nanti mereka akan mendapat balasan terhadap apa yang telah mereka kerjakan”. (Q.S. Al-A’raf [7] : 180). “Katakanlah (Muhammad) : "Berserulah oleh kalian semua kepada Allah atau serulah Ar-Rahman, dengan nama yang mana saja kamu seru, karena bagi-Nya mempunyai Al-Asmaaul Husna (nama-nama yang terbaik”. (Q.S. Al-Isra [17] : 110). Dan di dalam kitab Shohih al-Bukhari dan Muslim dari Abu Hurairah r.a, berkata, sesungguhnya Rasulullah SAW, bersabda : إِنَّ لِلَّهِ تِسْعَةً وَتِسْعِينَ إِسْمًا، مِائَةً إِلاَّ وَاحِدًا، مَنْ أَحْصَاهَا دَخَلَ الْجَنَّةَ. {رواه البخاري (٧٣٩٢)، ومسلم (٢٦٧٧)}. “Sesungguhnya bagi Allah memiliki 99 nama, seratus kurang satu, barangsiapa yang menghafalnya, maka ia masuk surga”. (H.R. Al-Bukhari, No Hadits : 7392, dan Muslim, No Hadits : 2677). Dan telah datang jumlah Asmaul-Husna di dalam riwayatnya Imam at-Tirmidzi dan Imam Ibnu Majah, dan di dalam kedua riwayat tersebut ada perbedaan, ada yang di tambah dan ada yang dikurangi. Sedangkan Imam Fakhruddin ar-Razi di dalam Kitab Tafsirnya telah menyebutkan dari para ulama bahwa Alloh memiliki lima ribu nama, yang seribu ada di dalam al-Qur'an dan as-Sunnah yang shohih, dan seribu di dalam Taurat, seribu di dalam Injil, seribu di dalam Zabur dan seribu di dalam Lauhul Mahfudz

TAFSIRNYA BISMILLAAHIR-ROHMAANIR-ROHIIM -1

تفسير بسم الله الرحمن الرحيم
في القسم الأول
TAFSIRNYA
BISMILLAAHIR-ROHMAANIR-ROHIIM
Bagian Pertama
By: Dawam Mu'allim

(بسم) تكتب بغير ألف استغناء عنها بباء الإلصاق في اللفظ والخط لكثرة الإستعمال في المصحف، بخلاف قوله تعالى : إقرأ باسم ربك لذي خلق، فإنها لم تحذف لقلة الإستعمال.
BISMI) ditulis dengan tanpa ALIF karena tidak butuh kepadanya dengan BA' yang melekat di dalam lafadz dan tulisannya sebab banyak penggunaannya di dalam mushaf al-Qur'an, hal ini berbeda dengan firman Alloh Ta'ala : IQRO' BISMIROBBIKAL-LADZII KHOLAQ, maka ALIF-nya tidak dibuang karena sedikit penggunaannya

والإعراب (بسم) جار ومجرور، الباء حرف جر واسم مجرور بها، والمتعلق بالباء في قولك : باسم الله إما بإسم تقديره : باسم الله إبتدائي، لقوله تعالى : وَقَالَ ارْكَبُوا فِيهَا بِسْمِ اللَّهِ مَجْرَاهَا وَمُرْسَاهَا [هود:٤١]، وإما بفعل تقديره أبدأ ببسم الله أو ابتدأت ببسم الله، لقوله عز وجل : إقْرَأْ بِاسْمِ رَبِّكَ الَّذِي خَلَقَ [العلق:١] وكلاهما صحيح، فإن الفعل لا بُدّ له من مصدر، فلك أن تقدر الفعل ومصدره، وذلك بحسب الفعل الذي سميت قبله، إن كان قيامًا أو قعودًا أو أكلا أو شربًا أو قراءة أو وضوءًا أو صلاة، فالمشروع ذكر اسم الله في الشروع في ذلك كله، تبركًا وتيمنًا واستعانة على الإتمام والتقبل، ولهذا روى ابن جرير وابن أبي حاتم عن ابن عباس قال : إن أوّل ما نزل به جبريل على محمد صلى الله عليه وسلم قال : "يا محمد قل : أستعيذ بالسميع العليم من الشيطان الرجيم، ثم قل : { بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيمِ }، قل باسم الله يا محمد، يقول : إقرأ بذكر الله ربك، وقم، وأقعد بذكر الله تعالى.
Dan I'robnya (BISMI) adalah Jar dan Majrur, BA' adalah huruf jer, sedangkan ISMI dijerkan dengan BA'. Dan al-Muta'alliq dengan BA' di dalam ucapanmu : BISMILLAAHI, adakalanya berupa Isim, taqdirnya adalah : BISMILLAAHI IBTIDAA-IY (Dengan Asma Alloh adalah permulaanku), karena firman Alloh Ta'ala : "Dan Nabi Nuh berkata : Naiklah kamu sekalian di dalam perahu dengan menyebut Asma Alloh di waktu berlayar dan berlabuhnya" (Q.S. Hud : 41), dan adakalanya dengan Fi'il, taqdirnya adalah : ABDA-U BI-BISMIILLAAHI (Sedang memulai oleh aku dengan Bismillah) atau IBTADA'-TU BI-BISMILLAAHI (Telah memulai oleh aku dengan Bismillah, karena firman Alloh Ta'ala : "IQRO' BISMIROBBIKAL-LADZI KHOLAQ" (Q.S. al-'Alaq : 1). Dan keduanya adalah shohih, karena Fi'il tidak boleh tidak baginya dari masdar, maka bagimu hendaknya mentaqdirkan Fi'il dan Masdarnya. Dan hal itu menurut pertimbangannya pekerjaan yang disebutkan sebelumnya, sebagaimana kalau berdiri atau duduk atau makan atau minum atau membaca atau berwudlu atau sholat, maka yang diyari'atkan adalah menyebut Asma Alloh dalam memulai pekerjaan itu seluruhnya dengan berharap barokah dan keberuntungan dan pertolongan agar sempurna dan diterima oleh Alloh Ta'ala. Dan oleh sebab itulah Imam Ibnu Jarir at-Thabariy dan Imam Abu Hatim telah meriwayatkan dari Ibnu Abbas r.a, berkata : Sesungguhnya awalnya sesuatu yang dibawa oleh Malaikat Jibril turun kepada Rasululloh SAW adalah dia berkata : Wahai Muhammad, ucapkanlah : ASTA'IIDZU BIS-SAMII'I AL-'ALIIMI MINAS-SYAITHOONIR-RAJIIM, kemudian Ucapkanlah olehmu : BISMILLAAHIR-RAHMAANIR-RAHIIM, ucapkanlah olehmu BISMILLAAHI wahai Muhammad, dia berkata : Bacalah dengan menyebut Alloh yaitu Tuhan-mu, dan berdirilah kamu, dan duduklah kamu dengan menyebut Alloh Ta'ala

Rabu, 18 April 2012

WAJIBNYA MEMBACA AL-FATIHAH BAGI IMAM DAN MAKMUM DI DALAM TIAP-TIAP ROKA'AT DARI SHOLAT-SHOLAT FARDHU DAN SHOLAT-SHOLAT SUNNAH SELURUHNYA

*
وجوب قراءة الفاتحة للإمام والمأموم في كل ركعة من الصلوات المفروضة والمسنونة كلها
WAJIBNYA MEMBACA AL-FATIHAH BAGI IMAM DAN MAKMUM
DI DALAM TIAP-TIAP ROKA'AT DARI SHOLAT-SHOLAT FARDHU DAN SHOLAT-SHOLAT SUNNAH SELURUHNYA
By: Dawam Mu'allim

Ketahuilah, bahwa para ulama salaf dan kholaf mereka telah sepakat atas kewajibannya membaca Surat Al-Fatihah bagi orang-orang yang mampu membacanya pada tiap-tiap roka’at di dalam sholat seluruhnya. Dan kewajiban ini sama saja bagi imam maupun makmun, dan bagi orang-orang yang sholat sendirian, baik di dalam keadaan hadir (tidak bepergian), maupun dalam keadaan bepergian, dan baik sholat jahr (keras), maupun sholat sirr (pelan

Dari ‘Ubadah bin As-Shomit r.a, sesungguhnya Rasulullah SAW, bersabda

لاَ صَلاَةَ لِمَنْ لَمْ يَقْرَأْ بِفَاتِحَةِ الْكِتَابِ. {رواه البخاري (٧٥٦)، ومسلم (٣٩٤)، وغيرهما}. حديث صحيح
“Tidak sah sholat bagi seseorang yang ia tidak membaca Fatihah Al-Kitab”. (H.R. Al-Bukhari, No Hadits : 756, dan Muslim, No Hadits : 394, dan selain keduanya

Wajibnya membaca al-Fatihah ini juga telah disepakati oleh Imam al-Bukhari dan Imam Muslim, dengan bukti bahwa beliau berdua mencantumkan hadits tersebut dengan judul yang jelas

Imam al-Bukhari memberikan judul

باب وجوب القراءة للأمام والمأموم في الصلوات كلها في الحضر والسفر، وما يجهر فيها وما يخافت
Bab wajibnya membaca al-Fatihah bagi Imam dan Makmum di dalam sholat-sholat seluruhnya baik di dalam tidak bepergian maupun di dalam berepgian, dan baik di dalam sholat yang dikerasakan bacaannya maupun di dalam sholat yang dipelankan

Imam Muslim memberikan judul

باب وجوب قراءة الفاتحة في كل ركعة، وإنه إذا لم يحسن الفاتحة ولا أمكنه تعلمها قرأ ما تيسر له من غيرها
Bab Wajibnya membaca al-Fatihah di dalam tiap-tiap roka'at, dan keadaannya itu apabila dia tidak bisa membaca al-Fatihah dengan baik serta tidak memungkinnya untuk mempelajarinya, maka dia boleh mambaca ayat mana saja yang mudah baginya dari selain al-Fatihah

Dari Abu Hurairah r.a, berkata

فِي كُلِّ صَلاَةٍ يُقْرَأُ، فَمَا أَسْمَعَنَا رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَسْمَعْنَاكُمْ، وَمَا أَخْفَى عَنَّا أَخْفَيْنَا عَنْكُمْ، وَإِنْ لَمْ تَزِدْ عَلَى أُمِّ الْقُرْآنِ أَجْزَأَتْ، وَإِنْ زِدْتَ فَهُوَ خَيْرٌ. {رواه البخاري (٧٧٢)، ومسلم (٣٩٦)، وغيرهما}. حديث صحيح
“Di tiap-tiap sholat dibaca, apa-apa yang Rasulullah SAW, telah memperdengarkan kepada kami, maka kami perdengarkan kepada kalian, dan apa-apa yang beliau sembunyikan dari kami, maka kami sembunyikan dari kalian, dan jika kamu tidak menambah atas bacaan Ummul Qur’an (Surat Al-Fatihah), maka telah mencukupi, dan jika kamu menambah, maka ia adalah lebih baik”. (H.R. Al-Bukhari, No Hadits : 772, dan Muslim, No Hadits : 396, dan selain keduanya ). Wallohu A'lam

TAFSIR BASMALAH Bagian Ke-tiga

TAFSIR BASMALAH
Bagian Ke-tiga
By Dawam Mu'allim

وروي عن النبي صلى الله عليه وسلم أنه قال : من قرأ بسم الله الرحمن الرحيم، وكان مؤمنا، سبحت معه الجبال، إلا أنه لا يسمع تسبيحها.
Dan telah diriwayatkan dari Nabi SAW sesungguhnya beliau telah bersabda : "Barangsiapa yang membaca BISMILLAAHIR-RAHMAANIR-RAHIIM, sedangkan dia orang mukmin, maka gunung-gunung pun ikut bertasbih bersamanya, ...hanya saja dia tidak mendegar tasbihnya para gunung itu

وروي عنه صلى الله عليه وسلم أنه قال : إذا قال العبد بسم الله الرحمن الرحيم، قالت الجنة: لبيك اللهم وسعديك، إلهي، إن عبدك فلانا قال بسم الله الرحمن الرحيم، اللهم زحزحه عن النار وأدخله الجنة.
Dan telah diriwayatkan dari beliau SAW bahwasanya beliau telah bersabda : "Apabila seorang hamba mengucapkan BISMILLAAHIR-RAHMAANIR-RAHIIM, maka surga pun berkata : Saya memenuhi panggilan-Mu Ya Alloh, wahai Tuhanku, sesungguhnya hamba-Mu fulan telah mengucapkan BISMILLAAHIR-RAHMAANIR-RAHIIM, Ya Alloh selamatkan dia dari neraka dan masukkanlah dia ke dalam surga

وروي أن الكتب المنزلة من السماء إلى الأرض مائة وأربعة، أنزل على شيث ستون، وعلى إبراهيم ثلاثون، وعلى موسى قبل التوراة عشرة، والتوراة والإنجيل والزبور والفرقان. وأن معاني كل الكتب مجموعة في القرآن، ومعانيه مجموعة في الفاتحة ولهذا سميت أم الكتاب ومعانيها مجموعة في البسملة، ومعانيها مجموعة في بائها، ومعناها : بي كان ما كان، وبي يكون ما يكون.
Dan telah diriwayatkan bahwasanya kitab-kitab yang diturunkan dari langit ke dunia ada 104, yang diturunkan kepada Nabi Syits 60, kepada Nabi Ibrahim 30, kepada Nabi Musa sebelum Taurat 10, dan at-Taurat, al-Injil, az-Zabur, dan al-Furqon. Dan bahwasanya makna-maknanya setiap kitab-kitab itu dikumpulkan di dalam al-Qur'an, dan makna-maknanya al-Qur'an di kumpulkan di dalam al-Fatihah, dan karena itulah al-Fatihah diberi nama Ummul Kitab, dan makna-maknanya al-Fatihah dikumpulkan di dalam Basmalah, dan makna-maknanya Basmalah dikumpulkan di dalam huruf BA'nya, dan maknanya BA' adalah : Dengan-Ku telah adanya sesuatu yang telah ada, serta dengan-Ku akan adanya sesuatu yang akan ada

وقد قال الامام علي كرم الله وجهه : لو طويت لي وسادة لقلت في الباء من بسم الله الرحمن الرحيم وقر سبعين بعيرا. وفي رواية عنه: لو شئت لاوقرت لكم ثمانين بعيرا من معنى بسم الله الرحمن الرحيم.
Sungguh Imam Ali Karromallohu wajhah telah berkata : "Kalau seandainya dilipat sandaran bantal bagiku sungguh aku akan berkata di dalam menafisiri huruf BA' dari BISMILLAAHIR-ROCHMAANIR-RAHIIM yang akan membebani tujuh puluh unta". Di dalam suatu riwayat darinya dikatakan : "Kalau seandainya aku berkehendak sungguh aku akan membebani delapan puluh unta bagi kalian dari maknanya BISMILLAAHIR-RACHMAANIR-RAHIIM

وعن علي رضي الله عنه، مرفوعا : ما من كتاب يلقى في الأرض وفيه بسم الله الرحمن الرحيم إلا بعث الله ملائكة يحفون عليها بأجنحتهم، حتى يبعث الله وليا من أوليائه يرفعه. فمن رفع كتابا من الأرض فيه البسملة رفع الله اسمه في أعلى عليين، وغفر له ولوالديه ببركتها.
Dan dari Ali ra secara marfu' diriwayatkan : Tidaklah dari suatu kitab yang djumpai di bumi sedangkan di dalamnya terdapat BISMILLAHIR-RAHMAANIR-RAHIIM melainkan Alloh akan mengutus para malaikat untuk menaunginya dengan sayap-sayap mereka sehingga Alloh mengutus seorang wali dari para wali-Nya untuk mengangkatnya, lalu barangsiapa mengangkat suatu kitab dari bumi yang di dalamnya terdapat Basmalah maka Alloh akan meninggikan namanya di dalam setinggi-tingginya derajat para hamba yang tinggi, serta diampuni dosa-dosa baginya dan dosa-dosa bagi kedua orang tuanya dengan berkahnya Basmalah

DALIL-DALIL HADITS YANG MENJELASKAN BAHWA BASMALAH ADALAH SATU AYAT DARI AL-FATIHAH

الدلائل الحديثية في البسملة أنها أية من الفاتحة
DALIL-DALIL HADITS
YANG MENJELASKAN BAHWA
BASMALAH ADALAH SATU AYAT DARI AL-FATIHAH
By: dawam Mu'allim

Dari Qatadah r.a, berkata : Anas r.a, ditanya bagaimana adanya bacaannya Nabi SAW?, ia berkata :

كَانَتْ مَدًّا، ثُمَّ قَرَأَ : { بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيمِ }، يَمُدُّ بِبِسْمِ اللَّهِ، وَيَمُدُّ بِالرَّحْمَنِ، وَيَمُدُّ بِالرَّحِيمِ. {رواه البخاري (٥٠٤٦)...، وأبو داود (١٤٦٥)، وغيرهما}. حديث صحيح
“Adalah bacaannya panjang, kemudian ia membaca “BISSMILLAAHI AR-RAHMAANI AR-RAHIIMI”, ia memanjangkan pada Bismillaahi, dan pada Ar-Rahmaani, dan pada Ar-Rahiimi”. (H.R. Al-Bukhari, No Hadits : 5046, dan Abu Dawud, No Hadits : 1465). Hadits Shohih
Dari Abu Hurairah r.a, berkata, Rasululloh SAW telah bersabda :

إِذَا قَرَأْتُمْ الْحَمْدُ للهِ فَاقْرَءُوا بِسْمِ اللهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْمِ، إِنَّهَا أُمُّ الْقُرْآنِ وَأُمُّ الْكِتَابِ وَالسَّبْعُ الْمَثَانِي، وَبِسْمِ اللهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْمِ إِحْدَاهَا. {رواه الدارقطني (١١٧٧)}. إسناده حسن

"Apabila kalian membaca al-Hamdulillah (surat al-Fatihah) maka bacalah BISMILLAAHIR-RAHMAANIR-RAHIIM, karena sesungguhnya ia adalah Ummul Qur'an dan Ummul Kitab serta as-Sab'ul Matsani, dan BISMILLAAHIR-RAHMAANIR-RAHIIM adalah salah satu ayat darinya". (H.R. ad-Daraquthni, No : 1177). Sanadnya adalah hasan

Ali bin Abu Thalib r.a, dan ‘Ammar bin Yaasir r.a, keduanya telah meriwayatkan :

أَنَّ النَّبِيَّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ، كَانَ يَجْهَرُ فِى الْمَكْتُوبَاتِ بِبِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيمِ، وَكَانَ يَقْنُتُ فِى صَلاَةِ الْفَجْرِ، وَكَانَ يُكَبِّرُ مِنْ يَوْمِ عَرَفَةَ صَلاَةَ اْلغَدَاةِ، وَيَقْطَعُهَا صَلاَةَ الْعَصْرِ آخِرَ أَيَّامِ التَّشْرِيقِ. {رواه الدارقطني (١٧١٨)، والحاكم في المستدرك (١١٣٩)}. وقال الحاكم : هذا حديث صحيح الإسناد، ولا أعلم في رواته منسوبا إلى الجرح.
“Sesungguhnya Nabi SAW, adalah beliau mengeraskan di dalam sholat-sholat fardlu dengan BISMILLAAHIRRAHMAANIRRAHIIM, dan adalah beliau qunut di dalam sholat Shubuh, dan adalah beliau bertakbir dari hari ‘Arafah pada sholat Shubuh, dan beliau memutuskannya pada sholat ‘Ashar pada akhir hari-hari tasyriq”. (H.R. Ad-Daraquthni, No Hadits : 1718, dan Al-Hakim, No Hadits : 1139). Dan Al-Hakim berkata : Ini adalah hadits yang shohih sanadnya, dan saya tidak tahu di beberapa perowinya yang dinisbatkan kepada kecacatan

Penjelasan : Oleh sebab itulah Imam as-Syafi'i dan mayoritas ulama berpendapat bahwa wajib membaca Basmalah pada permulaan surat al-Fatihah di dalam tiap-tiap sholat. Wallohu A'lam

TAFSIR BASAMALAH Bagian Kedua

تفسير البسملة في القسم الثاني
TAFSIR BASAMALAH
Bagian Kedua
By: Dawam Mu'allim

وعدد حروف البسملة الرسمية تسعة عشر حرفا، وعدد خزنة النار تسعة عشر خازنا، كما قال الله تعالى: * (عليها تسعة عشر) *.
Dan jumlah huruf Basmalah yang resmi ada sembilan belas huruf, sedangkan jumlah malaikat penjaga neraka juga ada sembilan belas penjaga, sebagaimana Alloh berfirman : "Atasnya neraka ada sembilan belas malaikat" (Q.S. al-M...uddatsir : 30

قال ابن مسعود: فمن أراد أن ينجيه الله من الزبانية التسعة عشر فليقرأ البسملة، فيجعل الله له بكل حرف منها جنة من كل واحد منهم، فإنهم يقولونها في كل أفعالهم، فبها قوتهم وبها استضلعوا.
Ibnu Mas'ud berkata : Barangsiapa yang ingin agar Alloh menyelamatkan dia dari Malaikat Zabaniyah (Malaikat penjaga neraka) yang jumlahnya ada sembilan belas, maka hendaknya dia membaca Basmalah, maka Alloh akan menjadikan baginya dengan tiap-tiap huruf darinya sebagai tameng dari tiap-tiap salah seorang dari mereka, karena sesungguhnya mereka mengucapkannya di dalam tiap-tiap pekerjaan mereka, karena dengan Basmalah kekuatan mereka serta dengan Basmalah mereka meminta kekuatan

TAFSIR BASAMALAH Bagian Pertama

تفسير البسملة في القسم الأول
TAFSIR BASAMALAH
Bagian Pertama
By: Dawam Mu'allim
قال رسول الله صلى الله عليه وسلم : كل أمر ذي بال لا يبدأ فيه ببسم الله الرحمن الرحيم فهو أبتر أو أقطع أو أجذم. أي قليل البركة.
Rasululloh SAW bersabda : Tiap-tiap perkara penting yang tidak dimulai di dalamnya dengan BISMILLAAHIR-RAHMAANIR-RAHIIM, maka dia akan terpotong atau terputus atau terhenti. Artinya adalah sedikit barokahnya

...وقال النبي صلى الله عليه وسلم : أول ما كتب القلم بسم الله الرحمن الرحيم، فإذا كتبتم كتابا فاكتبوها أوله، وهي مفتاح كل كتاب أنزل.
Dan Nabi SAW bersabda : Awalnya sesuatu yang ditulis oleh al-Qolam adalah BISMILLAAHIR-RAHMAANIR-RAHIIM, oleh sebab itu apabila kalian menulis suatu kitab maka tulislah basmalah pada awalnya karena dia adalah pembukaannya tiap-tipa kitab yang telah diturunkan

Keterangan : Sehebat apapun suatu kitab atau suatu kalimat do'a, maka basmalah adalah yang menjadi imam paling di atas atau paling di muka. Oleh sebab itu kuasai-lah tafsir basmalah dengan segala rahasia yang ada di dalamnya. Maka ikutilah terus kajiannya pada episode berikutnya

Selasa, 17 April 2012

BEBERAPA FADHILAH SURAT AL-FATIHAH

فضائل سورة الفاتحة
BEBERAPA FADHILAH SURAT AL-FATIHAH
By: Dawam Mu'allim

Sebagai as-Sab'ul Matsani (Tujuh ayat yang di ulang-ulang)

Imam Al-Bukhari rahimahullah, meriwayatkan dari Abu Sa’id bin Mu’alla r.a, berkata :

يَا رَسُولَ اللَّهِ!، إِنَّكَ قُلْتَ لَأُعَلِّمَنَّكَ أَعْظَمَ سُورَةٍ مِنَ الْقُرْآنِ، قَالَ : الْحَمْدُ لِلَّهِ رَبِّ الْعَالَمِينَ، هِيَ السَّبْعُ الْمَثَانِي، وَالْقُرْآنُ الْعَظِيمُ الَّذِي أُو...تِيتُهُ. {رواه البخاري (٥٠٠٦)}. حديث صحيح
“Wahai Rasulullah!, sesungguhnya engkau telah berkata : Sungguh akan aku ajarkan kepadamu pada seagung-agungnya surat dari Al-Qur’an, beliau SAW, bersabda : Alhamdulillaahi Robbil ‘Alamiin, ia adalah As-Sab’ul Matsani (Tujuh ayat yang diulang-ulang), dan Al-Qur’an yang agung yang aku telah diberikannya”. (H.R. Al-Bukhari, No Hadits : 5006).

Dan Imam At-Tirmidzi meriwayatkannya dari Ubaiy bin Ka’ab r.a, dengan redaksi :

وَالَّذِي نَفْسِي بِيَدِهِ، مَا أُنْزِلَتْ فِي التَّوْرَاةِ وَلاَ فِي اْلإِنْجِيلِ وَلاَ فِي الزَّبُورِ وَلاَ فِي الْفُرْقَانِ مِثْلُهَا، وَإِنَّهَا سَبْعٌ مِنَ الْمَثَانِي، وَالْقُرْآنُ الْعَظِيمُ الَّذِي أُعْطِيتُهُ. {رواه الترمذي (٢٨٧٥)}. حديث حسن
“Demi Dzat yang jiwaku di genggaman-Nya, tidaklah diturunkan di dalam Taurat, dan tidak di dalam Injil, dan tidak di dalam Zabur, dan tidak pula di dalam Al-Qur’an sepertinya, dan sesungguhnya ia adalah As-Sab’ul Matsani, dan Al-Qur’an yang agung yang aku telah diberikannya”. (H.R. At-Tirmidzi, No Hadits : 2875). Dan ia berkata : Ini adalah hadits hasan lagi shohih.

SEBAGAI OBAT PENAWAR RACUN

Dalam hadits yang panjang Imam Al-Bukhari dan Muslim telah meriwayatkan dari Abu Sa’id Al-Khudri r.a, berkata :

إنْطَلَقَ نَفَرٌ مِنْ أَصْحَابِ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ، فِي سَفْرَةٍ سَافَرُوهَا، حَتَّى نَزَلُوا عَلَى حَيٍّ مِنْ أَحْيَاءِ الْعَرَبِ، فَاسْتَضَافُوهُمْ، فَأَبَوْا أَنْ يُضَيِّفُوهُمْ، فَلُدِغَ سَيِّدُ ذَلِكَ الْحَيِّ، فَسَعَوْا لَهُ بِكُلِّ شَيْءٍ لاَ يَنْفَعُهُ شَيْءٌ، فَقَالَ بَعْضُهُمْ : لَوْ أَتَيْتُمْ هَؤُلاَءِ الرَّهْطَ الَّذِينَ نَزَلُوا، لَعَلَّهُ أَنْ يَكُونَ عِنْدَ بَعْضِهِمْ شَيْءٌ، فَأَتَوْهُمْ، فَقَالُوا : يَا أَيُّهَا الرَّهْطُ، إِنَّ سَيِّدَنَا لُدِغَ، وَسَعَيْنَا لَهُ بِكُلِّ شَيْءٍ لاَ يَنْفَعُهُ، فَهَلْ عِنْدَ أَحَدٍ مِنْكُمْ مِنْ شَيْءٍ؟ فَقَالَ بَعْضُهُمْ : نَعَمْ، وَاللَّهِ، إِنِّي لَأَرْقِي، وَلَكِنْ وَاللَّهِ، لَقَدِ اسْتَضَفْنَاكُمْ، فَلَمْ تُضَيِّفُونَا، فَمَا أَنَا بِرَاقٍ لَكُمْ، حَتَّى تَجْعَلُوا لَنَا جُعْلاً، فَصَالَحُوهُمْ عَلَى قَطِيعٍ مِنَ الْغَنَمِ، فَانْطَلَقَ يَتْفِلُ عَلَيْهِ، وَيَقْرَأُ : الْحَمْدُ لِلَّهِ رَبِّ الْعَالَمِينَ، فَكَأَنَّمَا نُشِطَ مِنْ عِقَالٍ، فَانْطَلَقَ يَمْشِي، وَمَا بِهِ قَلَبَةٌ، قَالَ : فَأَوْفَوْهُمْ جُعْلَهُمْ الَّذِي صَالَحُوهُمْ عَلَيْهِ، فَقَالَ بَعْضُهُمْ : إقْسِمُوا، فَقَالَ الَّذِي رَقَى : لاَ تَفْعَلُوا، حَتَّى نَأْتِيَ النَّبِيَّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ، فَنَذْكُرَ لَهُ الَّذِي كَانَ، فَنَنْظُرَ مَا يَأْمُرُنَا، فَقَدِمُوا عَلَى رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ، فَذَكَرُوا لَهُ : فَقَالَ : وَمَا يُدْرِيكَ أَنَّهَا رُقْيَةٌ؟ ثُمَّ قَالَ : قَدْ أَصَبْتُمْ، إقْسِمُوا وَاضْرِبُوا لِي مَعَكُمْ سَهْمًا، فَضَحِكَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ. {رواه البخاري (٢٢٧٦)، ومسلم (٢٢١٠)، وأصحاب السنن}. حديث صحيح
Telah pergi serombongan dari para sahabat Nabi SAW, dalam suatu perjalanan yang mereka adakan, sehingga mereka singgah di suatu penduduk kampung dari perkampungan orang Arab, lalu mereka (para sahabat) meminta bertamu kepada mereka (penduduk kampung), namun penduduk itu enggan menerima mereka sebagai tamu, kemudian kepala suku kampung itu disengat oleh binatang beracun, kemudian mereka berupaya dengan tiap-tiap sesuatu untuknya, namun segala sesuatu itu tidak berguna baginya, maka berkatalah sebagian mereka : Kalau sekiranya kalian mendatangi rombongan itu yang mereka telah singgah, kemungkinannya bila ada sesuatu di sisi sebagian mereka, kemudian mereka mendatangi rombongan sahabat, lalu berkata : “Wahai rombongan, sesungguhnya tuan kami telah disengat binatang berbisa, dan kami telah berupaya untuknya dengan tiap-tiap sesuatu, namun tidak berguna kepadanya, maka apakah di antara kalian ada yang memiliki sesuatu?, maka sebagian sahabat berkata : “ya”, dan demi Allah, sesungguhnya saya akan meruqyah, akan tetapi demi Allah, sungguh kami telah meminta bertamu kepada kalian, dan kalian tidak menerima kami sebagai tamu, maka saya tidak akan meruqyah bagi kalian, sehingga kalian menjadikan untuk kami suatu upah, kemudian mereka menyetujuinya dengan upah beberapa ekor kambing, lalu ia (peruqyah) pergi dan meludahi di atas bekas sengatan, ia membaca : Al-Hamdulillaahi Robbil ‘Aalamiin (maksudnya adalah Surat Al-Fatihah), lalu ia (kepala suku itu) sembuh total, dan ia dapat berjalan, dan tidaklah ia merasa sakit sama sekali. Ia (perawi) berkata : Lalu mereka (penduduk kampung itu) memenuhi upah mereka yang telah mereka sepakati atasnya. Maka berkatalah sebagian para sahabat : Bagilah oleh kalian semua!, lalu berkata orang yang telah meruqyah : Janganlah kalian melakukannya, sehingga kami datang kepada Rasulullah SAW, lalu kami ceritakan kepada beliau apa yang telah terjadi, maka kami akan melihat apakah yang akan beliau perintahkan kepada kami!, kemudian mereka datang kepada Rasulullah SAW, lalu mereka meyebutkan hal itu kepada beliau, kemudian beliau bersabda : Bagaimana kamu tahu kalau sesungguhnya ia (Surat Al-Fatihah) adalah ruqyah?, kemudian beliau bersabda : Sungguh kalian telah benar, bagi-bagilah oleh kalian semua, dan jadikanlah bersama kalian untukku satu bagian!. Lalu Rasulullah SAW, tertawa”. (H.R. Al-Bukhari, No Hadits : 2276, dan Muslim, No Hadits : 2210, dan Ashab As-Sunan).

SEBAGAI RUQYAH MENGOBATI ORANG GILA

Imam Abu Dawud rahimahullah, meriwayatkan dari Khorijah bin As-Shalt At-Taimiy, dari pamannya (‘Ilaqoh bin Shukhar r.a), sesungguhnya ia berkata :

أَقْبَلْنَا مِنْ عِنْدِ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ ، فَأَتَيْنَا عَلَى حَيٍّ مِنَ الْعَرَبِ، فَقَالُوا : إِنَّا أُنْبِئْنَا أَنَّكُمْ قَدْ جِئْتُمْ مِنْ عِنْدِ هَذَا الرَّجُلِ بِخَيْرٍ، فَهَلْ عِنْدَكُمْ مِنْ دَوَاءٍ أَوْ رُقْيَةٍ؟ فَإِنَّ عِنْدَنَا مَعْتُوهًا فِي الْقُيُودِ، قَالَ : فَقُلْنَا: نَعَمْ، قَالَ : فَجَاءُوا بِمَعْتُوهٍ فِي الْقُيُودِ، قَالَ : فَقَرَأْتُ عَلَيْهِ فَاتِحَةَ الْكِتَابِ، ثَلاَثَةَ أَيَّامٍ غُدْوَةً وَعَشِيَّةً، كُلَّمَا خَتَمْتُهَا أَجْمَعُ بُزَاقِي، ثُمَّ أَتْفُلُ، فَكَأَنَّمَا نَشَطَ مِنْ عِقَالٍ، قَالَ : فَأَعْطَوْنِي جُعْلاً، فَقُلْتُ : لاَ حَتَّى أَسْأَلَ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ، فَقَالَ : كُلْ فَلَعَمْرِي مَنْ أَكَلَ بِرُقْيَةِ بَاطِلٍ لَقَدْ أَكَلْتَ بِرُقْيَةِ حَقٍّ. {رواه أبو داود (٣٩٠١، و٣٨٩٦)}. حديث حسن
“Kami telah menghadap dari sisi Rasulullah SAW, lalu kami datang ke perkampungan orang Arab, kemudian mereka (penduduk kampung) berkata : Sesungguhnya kami telah diberi kabar, bahwasanya kalian telah datang dari sisi lelaki ini dengan membawa kebaikan, maka apakah kalian mempunyai obat atau ruqyah, karena sesunguhnya di sisi kami ada seorang yang kurang waras akalnya (GILA) di dalam ikatan. Ia (perawi) berkata : Kami (‘Ilaqoh) berkata : “Ya”, ia (perawi) berkata : Maka mereka mendatangi orang yang kurang waras akalnya di dalam ikatan, ia (‘Ilaqoh) berkata : Saya bacakan atasnya Surat Al-Fatihah selama tiga hari, pagi dan sore, tiap-tiap aku mengakhiri (bacaan Al-Fatihah), aku mengumpulkan ludahku, kemudian aku semburkan. Ia berkata : Lalu ia sembuh total. Ia berkata : Maka mereka memberiku upah. Lalu aku berkata : Tidak, sehingga aku bertanya kepada Rasulullah SAW, maka beliau SAW, bersabda : Makanlah, demi umurku, ada seseorang yang makan dengan hasil ruqyah kebathilan, sungguh kamu telah makan dengan hasil ruqyah kebenaran”. (H.R. Abu Dawud, No Hadits : 3901, dan 3896).

Surat Al-Fatihah itu dapat digunakan untuk apa saja tergantung niat dan tujuan orang yang membacanya, Rasululloh SAW bersabda :

الْفَاتِحَةُ لِمَا قُرِئَتْ لَهُ

PEMBUKAAN TAFSIR SURAT AL-FATIHAH

PEMBUKAAN TAFSIR SURAT AL-FATIHAH
By: Dawam Mu'allim
أسماء سورة الفاتحة خمسة وعشرون إسما، وهي : فاتحة الكتاب، وفاتحة القرآن، وأم الكتاب، وأم القرآن، والقرآن العظيم، والسبع المثاني، والوافية، والكافية، والأساس، والنور، وسورة الحمد، وسورة الشكر، وسورة الحمد الأولى، وسورة الحمد... القصرى، والرقية، والشفاء، والشافية، وسورة الصلاة، الصلاة، وسورة الدعاء، وسورة السؤال، وسورة تعليم المسألة، وسورة المناجاة، وسورة التفويض.

Nama-nama surat al-Fatihah ada 25 nama, yaitu

Fatihatul Kitab, Fatihatul Qur'an, Ummul Kitab, Ummul Qur'an, al-Qur'anul 'Adhim, As-Sab'ul Matsani, Al-Wafiyah, al-Kafiyah, Al-Asas, an-Nur, Suratul Hamdi, Suratus-Sukri, Suratul Hamdi al-Ula, Suratul Hamdi al-Qushro, ar-Ruqyah, as-Syifa', as-Syafiyah, Suratus-Sholat, as-Sholat, Suratud-Do'a, Suratus-Soal, Surah Ta'limil Masalah, Suratul Munajat, dan Surat at-Tafwidh

HUKUM TA'AWWUDZ DI DALAM SHOLAT

حكم التعوذ في الصلاة
HUKUM TA'AWWUDZ DI DALAM SHOLAT
By: dawam Mu'allim

اختلف العلماء في التعوذ في الصلاة، قال القرطبي : حكى النقاش عن عطاء : أن الاستعاذة واجبة. وكان ابن سيرين والنخعي وقوم يتعوذون في الصلاة كل ركعة، ويمتثلون أمر الله في الإستعاذة على العموم، وأبو حنيفة والشافعي يتعوذان في الركعة الأولى من الصلاة ويريان قراءة الصلاة كلها كقراءة واحدة، ومالك لا يرى التعوذ في الصلاة المفروضة ويراه في قيام رمضان.
Pa...ra ulama telah berbeda pendapat di dalam hukum membaca ta'awwudz di dalam sholat. Imam al-Qurthubi berkata : an-Nuqosy telah menceritakan dari 'Atho bahwasanya membaca ta'awwudz itu wajib, dan adanya Ibnu Siirin dan an-Nakho'i serta suatu kaum mereka membaca ta'awwudz di dalam sholat pada tiap-tiap roka'at, dan mereka menjalankan perintah Alloh di dalam ayat Isti'adzah secara umum. Sedangkan Imam abu Hanifah dan Imam as-Syafi'i mereka berdua membaca ta'awwudz di dalam roka'at pertama dari sholat, dan mereka berdua perpendapat bahwa bacaan sholat seluruhnya seperti bacaan yang satu, sedangkan Imam Malik tidak berpendapat pada ta'awwudz di dalam sholat fardhu, namun beliau berpendapat membaca ta'awwudz di dalam sholat romadhon (Tarawich).

وقال النووي في الأذكار : أن التعوذ مستحب في الركعة الأولى بالإتفاق، فإن لم يأت به في الأولى أتى به في الثانية، فإن لم يفعل ففيما بعدها، فلو تعوذ في الأولى هل يستحب في الثانية ؟ فيه وجهان لأصحابنا، أصحهما : أنه يستحب، لكنه في الأولى آكد، وإذا تعوذ في الصلاة التي يسر فيها بالقراءة، أسر بالتعوذ، فإن تعوذ في التي يجهر فيها بالقراءة، فهل يجهر ؟ فيه خلاف، من أصحابنا من قال : يسر، وقال الجمهور : للشافعي في المسألة قولان. أحدهما : يستوي الجهر والإسرار، وهو نصه في " الأم ". والثاني يسن الجهر ، وهو نصه في " الإملاء ". ومنهم من قال : فيه قولان. أحدهما : يجهر ، صححه الشيخ أبو حامد الاسفراييني إمام أصحابنا العراقيين، وصاحبه المحاملي وغيرهما، وهو الذي كان يفعله أبو هريرة رضي الله عنه. وكان ابن عمر رضي الله عنهما يسر، وهو الأصح عند جمهور أصحابنا، وهو المختار، والله أعلم.
Dan Imam an-Nawawi di dalam kitab al-Adzkar berkata : Sesungguhnya ta'awwudz adalah disunnahkan di dalam roka'at pertama dengan kesepakatan para ulama, lalu jika dia tidak membaca di dalam roka'at pertama maka dia membacanya di dalam roka'at kedua, lalu jika dia tidak mengerjakannya maka di dalam roka'at yang setelahnya, kalau dia berta'awwudz di dalam roka'at pertama apakah disunnahkan di dalam roka'at kedua?, di dalamnya ada dua pendapat : Yang lebih shohih dari keduanya adalah disunnahkan, akan tetapi di dalam roka'at pertama lebih kuat. Dan apabila dia berta'awwudz di dalam sholat yang sirr (pelan) maka dia juga memelankan ta'awwudz, lalu jika dia berta'awwudz di dalam sholat jahr (keras) apakah juga dikeraskan? Di dalamnya ada perbedaan pendapat : Sebaian sahabat kami ada orang yang berkata : Hendaknya tetap dipelankan, dan mayoritas ulama berkata : Hendaknya ikut dibaca jahr (keras). Bagi Imam as-Syafi'i di dalam masalah ini ada dua pendapat, yaitu salah satunya menyamakan antara jahr dan sirr, pendapat ini dinash di dalam kitab al-Umm, dan pendapat yang kedua hendaknya dikerasakan (di dalam sholat jahr), pendapat ini di nash di dalam kitab al-Imla. Dan sebagian ulama ada orang yang berkata : Di dalamnya ada dua pendapat, salah satunya adalah di keraskan, pendapat ini dishohihkan oleh Syech Abu Hamid al-Isfirayaini Imam Madzhab Syafi'i di Irak, dan juga oleh al-Mahamiliy dan selain keduanya. Dan yang dilakukan oleh Abu Hurairah adalah (jahr), sedangkan Ibnu Umar tetap membaca sirr (walaupun di dalam sholat jahr), dan ini-lah yang lebih shohih menurut mayoritas ulama madzhab syafi'i, dan pendapat ini adalah yang terpilih. Wallohu A'lam

FADHILAH TA'AWUDZ

FADHILAH TA'AWWUDZ
Tafsir al-Qurthubiy
By: Dawam Mu'allim

روى مسلم عن سليمان بن صرد قال : آستب رجلان عند النبي صلى الله عليه وسلم فجعل أحدهما يغضب ويحمر وجهه وتنتفخ أوداجه، فنظر إليه النبي صلى الله عليه وسلم فقال : " إني لأعلم كلمة لو قالها لذهب ذا عنه أعوذ بالله من الشيطان الرجيم ". فقام إلى الرجل ممن سمع النبي صلى الله عليه وسلم فقال : هل تدري ما قال رسول الله صلى الله عليه وسلم آنفا ؟ قال : " إني ...لأعلم كلمة لو قالها لذهب ذا عنه أعوذ بالله من الشيطان الرجيم ". فقال له الرجل : أمجنونا تراني ! أخرجه البخاري أيضا.
Imam Muslim telah meriwayatkan dari Sulaiman bin Shord berkata : Ada dua orang lelaki saling mencaci maki di samping Rasululloh SAW, lalu salah satu dari keduanya menjadi marah dan wajahnya memerah dan urat lehernya mengembang, lalu Nabi SAW memandang kepadanya, lalu beliau bersabda : "Sesungguhnya aku akan mengajarkan suatu kalimat kalau dia membacanya sungguh akan hilang hal itu darinya A'UUDZU BILLAAHI MINAS-SYAITHOONIR-ROJIIM" lalu ada orang yang mendengar apa yang disabdakan oleh Nabi SAW berdiri mendekati lelaki itu, lalu dia berkata : Apakah kamu tahu apa yang telah disabdakan oleh Rasululloh SAW baru saja? Dia berkata lagi : Sesungguhnya aku akan mengajarkan satu kalimat kalau dia membacanya sungguh akan hilang hal itu darinya A'UUDZU BILLAAHI MINAS-SYAITHOONIR-RAJIIM, lalu lelaki yang marah itu berkata kepada lelaki yang menyampaikan sabda Nabi SAW : Apakah dia melihat aku sebagai orang gila??" Hadits ini juga diriwayatkan oleh Imam al-Bukhari

وروى مسلم أيضا عن عثمان بن أبي العاص الثقفي أنه أتى النبي صلى الله عليه وسلم فقال : يارسول الله، إن الشيطان قد حال بينى وبين صلاتي وقراءتي يلبسها علي، فقال له رسول الله صلى الله عليه وسلم : " ذاك شيطان يقال له خنزب فإذا أحسسته فتعوذ منه واتفل عن يسارك ثلاثا " قال : ففعلت فأذهبه الله عني.
وروى أبو داود عن ابن عمر قال : كان رسول الله صلى الله عليه وسلم إذا سافر فأقبل عليه الليل قال : " يأرص ربي وربك الله أعوذ بالله من شرك ومن شر ما خلق فيك ومن شر ما يدب عليك ومن أسد وأسود ومن الحية والعقرب ومن ساكني البلد ووالد وما ولد.
Dan Imam Muslim juga meriwayatkan dari Utsman bin Abu al-Ash At-Tsaqofi bahwasanya dia datang kepada Nabi SAW lalu berkata : Wahai Rasululloh, sesungguhnya setan telah bertingkah di antara aku dan sholatku serta bacaan-ku dikacaukan kepadaku, lalu Rasululloh SAW bersabda kepadanya : "Itulah setan yang disebut Khonzab, apabila dia kamu merasakannya, maka berta'awwudzlah kamu darinya serta meludahlah kamu ke arah kirimu sebanyak tiga kali", dia berkata : lalu aku mengerjakannya, maka Alloh menghilangkannya dariku.

وروت خولة بنت حكيم قالت : سمعت رسول الله صلى الله عليه وسلم يقول: " من نزل منزلا ثم قال : أعوذ بكلمات الله التامات من شر ما خلق، لم يضره شئ حتى يرتحل ". وأخرجه الموطأ ومسلم والترمذي وقال : حديث حسن غريب صحيح.
Dan telah meriwayatkan oleh Khoulah binti Hakim telah berkata : Saya telah mendengar Rasululloh SAW bersabda : "Barangsiapa yang singgah pada suatu tempat persinggahan kemudian dia membaca : A'UUDZU BIKALIMAATILLAAHI AT-TAAMMAATI MIN SYARRI MAA KHOLAQ, maka tidak ada sesuatupun yang akan membahayakannya sampai dia pindah tempat". (H.R. Imam Malik di dalam al-Muwatho' dan Imam Muslim serta Imam at-Tirmidzi), dan Imam at-Tirmidzi berkata : ini adalah hadits yang hasan ghorib lagi shohih

TAFSIR TA'AWUDZ

تفسير أعوذ بالله من الشيطان الرجيم

TAFSIR A'UUDZU BILLAAHI MINAS-SYAITHOONIR-RAJIIM
By: Dawam Mu'allim
أستجير بالله دون غيره من سائر خلقه من الشيطان أن يضرني في ديني، أو يصدني عن حق يلزمني لربي.
Aku berlindung kepada Alloh dan tidak kepada selain-Nya dari segenap makhluq-Nya dari gangguan setan apabila dia membahayakanku di dalam agamaku atau apabila dia menghalang-halangiku dari kebenran yang telah mewajibkan ke...pada diriku bagi Tuhanku

والشيطان في كلام العرب كل متمرِّد من الجن والإنس والدوابِّ وكل شيء. وكذلك قال ربّنا جل ثناؤه : { وَكَذَلِكَ جَعَلْنَا لِكُلِّ نَبِيٍّ عَدُوًّا شَيَاطِينَ اْلإنْسِ وَالْجِنِّ } [سورة الأنعام :١١٢] ، فجعل من الإنس شياطينَ، مثلَ الذي جعل من الجنّ.
Dan Setan di dalam pembicaraan orang Arab adalah setiap yang durhaka dari jenis jin, manusia, binatang melata dan juga tiap-tiap sesuatu. Oleh sebab itulah Alloh Jalla Tsana-uh berfirman : "Dan seperti demikian itu Kami jadikan bagi tiap-tiap nabi sebagai musuhnya para setan manusia dan jin" (Q.S. al-An'am : 112). Maka Alloh telah menjadikan setan-setan dari jenis manusia seperti yang telah Dia jadikan setan-setan dari jenis jin.

وأما الرجيم فهو : فَعيل بمعنى مفعول، كقول القائل : كفٌّ خضيبٌ، ولحيةٌ دهين، ورجل لَعينٌ، يريد بذلك : مخضوبة ومدهونة وملعون. ومعنى الرجيم : الملعون المشتوم. وكل مشتوم بقولٍ رديء أو سبٍّ فهو مَرْجُوم. وأصل الرجم الرَّميُ بقول كان أو بفعل. ومن الرجم بالقول قول أبي إبراهيم لإبراهيم صلوات الله عليه: { لَئِنْ لَمْ تَنْتَهِ لأرْجُمَنَّكَ } [سورة مريم : ٤٦].
Dan adapun Ar-Rajiim, maka dia adalah Isim Fai'il (pelaku) yang bermakna Isim Maf'ul (obyek), seperti perkataannya orang yang berkata : Telapak yang berwarna hijau, dan jenggot yang berminyak wangi, serta lelaki yang terlaknat, yang dimaksudkan dengan hal itu adalah : Makhdhuubatun (Diberi warna), Madhuunatun (Diberi minyak wangi), Mal'uunatun (Dilaknat). Dan makna Ar-Rajiim adalah Al-Mal'uun al-Masytuum (Yang dilaknat lagi di caci maki). Dan tiap-tipa yang dicaci maki dengan perkataan yang kotor atau hina maka dia adalah Marjuum (dilaknat),. Sedangkan asli kata ar-Rojmu adalah Ar-Romyu (dilempari) baik dengan perkataan maupun dengan perbuatan, dan salah satu contoh ar-Rojmu dengan perkataan adalah ucapannya ayah Nabi Ibrohim kepada Nabi Ibrohim : "Jika kamu tidak menghentikan perbuatanmu, maka sungguh aku akan merajam-mu" (Q.S. Maryam : 46).

وقد يجوز أن يكون قِيل للشيطان رجيمٌ، لأن الله جل ثناؤه طرَده من سَمواته، ورجمه بالشُّهب الثَّواقِب
Dan kadang-kadang boleh bila ada dikatakan kepada setan dengan kata Rojiim (yang terlaknat) karena Alloh Jalla Tsana-uh telah menggusir setan dari langit-langit-Nya, serta telah melemparinya dengan bintang meteor dan nyala api

I'ROB REDAKSI TA'AWUDZ

I'ROBNYA REDAKSI TA'AWWUDZ / ISTI'AADZAH
By Dawam Mu'allim

Ta'wwudz adalah shighot isim masdar dari wazan ta'awwada - yata'awwadzu - ta'awwudzan

Dan Isti'adzah juga shighot Isim masdar dari wazan ista'aadza - yasta'iidzu - isti'aadzan / isti'aadzatan

أعوذ بالله من الشيطان الرجيم

أعوذ : فعل وفاعل، أعوذ فعل مضارع مرفوع لتجرده من الناصب والجازم وعلامة رفعه ضمة ظاهرة في آخره، أعُوذ أصله أعْوُذ على وزن أفعُل، نقلت ...حركة الواو إلى ما قبلها فصار أعوذ، وفاعله ضمير مستتر وجوبا تقديره أنا، بالله : جار ومجرور متعلق بأعوذ، الباء حرف جر ولفظ الجلالة مجرور بها، وعلامة جره كسرة ظاهرة في آخره لأنه الإسم المفرد، من الشيطان : جار ومجرور متعلق بأعوذ، من حرف جر، الشيطان مجرور بها، وعلامة جر كسرة ظاهرة في آخره لأنه الإسم المفرد، الرجيم : نعت للشيطان، ونعت المجرور مجرور

A'UUDZU adalah Fi'il dan Fa'il, A'UUDZU : Fi'Il Mudhori' dibaca rofa' karena sendirinya dia dari 'amil nashob dan 'amil jazem, dan alamat rofa'nya adalah dhommah yang nampak di akhirnya lafadz A'uuadzu, sedangkan aslinya lafadz A'uudzu adalah A'wudzu mengikuti wazan Af'ulu, dipindah harokatnya wawu ke pada huruf sebelumnya, lalu menjadi-lah A'uudzu, dan Fa'ilnya adalah dhomir mustatir wujub taqdirnya adalah Ana (saya). BILLAAHI adalah Jaar dan Majrur yang bergantungan dengan lafadz A'uudzu, BA'nya adalah huruf jer, sedangkan Lafdzul Jalalah (Alloh) di baca jer dengan BA', dan alamat jernya adalah kasroh yang nampak di akhrinya lafadz karena dia adalah Isim Mufrod, MINAS-SYATHOONI adalah Jer dan Majrur yang bergantungan dengan lafadz A'uudzu, MIN adalah huruf Jer, AS-SYAITHOONI dimajrurkan dengan MIN, dan alamat jer-nya adalah kasroh yang nampak di akhirnya karena dia adalah Isim Mufrod, AR-RAJIIM adalah Na'at (shifat) bagi lafadz As-Syaithon, sedangkan Na'atanya yang dibaca jer adalah ikut dibaca jer